Cara Ketahui Suhu Normal Bayi Serta Faktor yang Bisa Mempengaruhinya

Katakepri.com, Jakarta – Suhu normal bayi perlu diketahui oleh seluruh orang tua untuk memastikan kondisi kesehatan bayi mereka. Selain suhu tubuh, orang tua juga perlu mengetahui faktor yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada bayi yang baru lahir.

Dilansir laman resmi poltekkes-denpasar.ac.id, suhu tubuh bayi didefinisikan sebagai salah satu tanda vital yang menunjukkan status kesehatan seorang bayi. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tanda klinis pada tubuh serta berguna untuk memperkuat diagnosis suatu penyakit.

Lantas, berapa suhu normal pada bayi? serta faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada bayi yang baru lahir? Berikut penjelasan lengkapnya.

Suhu Normal Bayi
Pengukuran suhu tubuh bayi dilakukan dengan cara menggunakan termometer yang ditempatkan pada ketiak, mulut, atau anus. Suhu normal bayi biasanya berkisar antara 35,8 sampai 37 derajat celcius.

Bila suhu diukur melalui telinga dan anus, suhu normalnya bisa meningkat 0,5 derajat celcius lebih tinggi. Di sisi lain pengukuran suhu bayi yang diukur melalui aksila mencapai 0,5 derajat celcius lebih rendah daripada suhu oral.

Pengukuran suhu tubuh yang paling aman dilakukan adalah di ketiak (aksila) dibandingkan melalui anus. Hal ini dikarenakan pengukuran suhu tubuh pada anus dapat memberikan rasa tidak nyaman dan dapat mencederai anus.

Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh pada bayi baru lahir.

1. Lingkungan
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat perubahan suhu lingkungan. Hal ini dikarenakan ia belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri.

Suhu lingkungan saat bayi masih berada di dalam rahim ibu berkisar antara 37 derajat celcius. Ketika bayi lahir, suhu udara di ruang persalinan berada di 25 derajat celcius.

Perubahan suhu lingkungan ini menyebabkan bayi mengalami penurunan suhu tubuh karena terdapat perbedaan suhu di dalam rahim dan di luar rahim.

2. Berat Badan
Berat badan bayi juga mempengaruhi penurunan suhu panas pada bayi. Bayi yang mempunyai berat badan rendah yaitu <2500 gram akan rentan terkena hipotermia daripada bayi baru lahir dengan berat badan normal yaitu 2,5 kg sampai 4 kg.

Selain itu luas permukaan tubuh bayi yang relatif lebih besar dibandingkan berat badan bayi, kulit yang tipis, sedikit lemak juga mempengaruhi terjadinya ketidakstabilan suhu tubuh pada bayi.

3. Umur Kehamilan
Bayi dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu (dihitung dari hari pertama haid terakhir) akan kehilangan panas badan lebih cepat daripada bayi yang lahir dengan umur kehamilan aterm (37-42 minggu).

Pengaturan panas tubuh bayi yang lahir kurang dari 37 minggu umur kehamilan tidak akan berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, permukaan badan relatif luas, sumber panas sedikit atau belum terbentuk, serta kulitnya menipis yang mengakibatkan bayi tidak mampu memproduksi panas yang cukup.

4. Asuhan Petugas Kesehatan
Beberapa cara asuhan petugas kesehatan yang menyebabkan bayi mengalami penurunan suhu tubuh adalah tidak menyelimuti bayi segera setelah lahir, tidak melakukan tindakan inisiasi menyusui dini minimal selama satu jam setelah lahir, menimbang dan memandikan bayi segera setelah lahir.

Bayi yang baru lahir akan cepat mengalami penurunan suhu tubuhnya, oleh karena itu sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.

Demikianlah ulasan tentang suhu normal bayi serta faktor yang mempengaruhi penurunan suhu tubuh bayi yang baru lahir. (Red)

Sumber : detik.com