Katakepri.com, Jakarta – Patah tulang atau fraktur adalah kondisi medis yang umum terjadi di mana tulang mengalami kerusakan atau pecah menjadi dua atau lebih bagian.
Fraktur bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh, mulai dari tangan, kaki, hingga tulang belakang. Simak penjelasan lebih dalam jenis-jenis fraktur yang mungkin terjadi dan pengobatannya untuk membantu proses pemulihan yang optimal.
Apa Itu Fraktur?
Suddarth Brunner dalam buku Keperawatan Medikal Bedah menjelaskan bahwa fraktur adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas tulang, akibat tekanan berlebihan pada tulang hingga tidak mampu menahannya.
Fraktur bisa disebabkan oleh trauma langsung misalnya benturan atau pukulan yang mengakibatkan patah tulang dan trauma tidak langsung.
Bila fraktur terjadi, bagian tulang mendapat benturan dan mengakibatkan fraktur lain di sekitar bagian yang mendapat benturan tersebut dan juga karena penyakit primer seperti osteoporosis dan osteosarkoma.
Fraktur adalah istilah medis untuk patah tulang atau kerusakan pada tulang akibat tekanan atau kekerasan yang berlebihan pada tulang.
Fraktur bisa terjadi pada segala usia, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan bisa terjadi di mana saja pada tubuh.
Fraktur biasanya disebabkan oleh kecelakaan atau trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil, atau olahraga yang keras.
Faktor risiko lainnya meliputi usia yang lebih tua, osteoporosis, kekurangan nutrisi, atau kondisi medis yang melemahkan tulang.
Tergantung pada tingkat keparahan fraktur, pengobatan dapat bervariasi dari imobilisasi dengan gips atau penempatan bahan tambahan pada tulang hingga operasi.
Penting untuk segera mencari perawatan medis jika terdapat gejala fraktur, seperti rasa sakit, bengkak, atau kesulitan bergerak pada area yang terkena.
Jenis-jenis Fraktur
Ada banyak jenis patah tulang. Tenaga medis akan mendiagnosis jenis patah tulang tertentu tergantung pada beberapa kriteria, seperti:
Pola fraktur adalah istilah medis untuk bentuk patahan atau tampilannya.
Beberapa patah tulang diklasifikasikan berdasarkan penyebab terjadinya.
Patah tulang diklasifikasikan berdasar bagian tubuh yang mengalami patah tulang.
Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh di atas lokasi cedera, sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang.
Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka, yang masih dibagi lagi berdasarkan keparahannya.
Dalam buku Nyeri Tulang dan Sendi oleh Giri Wiarto, berikut penjelasan fraktur dibagi ke dalam tiga jenis, antara lain:
1. Fraktur Tertutup
Fraktur ini terjadi ketika tulang patah, tetapi kulit tidak terluka atau robek.
Fraktur tertutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka pada bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan dunia luar.
2. Fraktur Terbuka
Fraktur ini terjadi ketika tulang patah dan ujung tulang menonjol keluar melalui kulit, sehingga terjadi luka terbuka.
Fraktur terbuka adalah kondisi patah tulang dengan adanya luka pada daerah yang patah, sehingga bagian tulang berhubungan dengan udara luar. Biasanya juga disertai adanya pendarahan yang banyak.
Tulang yang patah juga ikut menonjol keluar dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka membuat tulang menonjol keluar.
Fraktur terbuka memerlukan pertolongan lebih cepat karena terjadinya infeksi dan faktor penyulit lainnya.
3. Fraktur Kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian ekstremitas terjadi patah tulang sedangkan pada sendinya terjadi dislokasi.
Setiap jenis fraktur membutuhkan perawatan yang berbeda tergantung pada lokasi, jenis, dan tingkat keparahan fraktur tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala fraktur.
Penyebab dan Gejala Fraktur
Fraktur terjadi ketika tulang terkena tekanan atau kekerasan yang berlebihan sehingga mengalami kerusakan atau patah.
Laman Cleveland Clinic menjelaskan patah tulang hampir selalu disebabkan oleh trauma. Apa pun yang mengenai salah satu tulang Anda dengan kekuatan yang cukup dapat mematahkannya.
Beberapa penyebab patah tulang paling umum meliputi:
1. Kecelakaan
Seperti kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, atau cedera olahraga yang keras. Jatuh dari ketinggian juga salah satu kecelakaan fatal yang bisa menyebabkan fraktur tulang.
2. Cedera Olahraga
Cedera pada saat bermain sepak bola, voli, dan olahraga lainnya bisa menyebabkan fraktur tulang.
Jika Anda memainkan alat musik atau menggunakan tangan dengan cara yang sama setiap hari di tempat kerja, kemungkinan besar Anda akan mengalami fraktur stres yang dapat menyebabkan fraktur tulang.
3. Osteoporosis
Penyakit ini dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko terjadinya fraktur, terutama pada orang yang lebih tua.
Risiko mengalami patah tulang sangat meningkat jika Anda menderita osteoporosis. Osteoporosis menyebabkan lebih dari satu juta patah tulang setiap tahun.
4. Kanker Tulang
Kanker yang menyebar ke tulang dapat membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
5. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan vitamin D atau kalsium dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko terjadinya fraktur.
6. Gangguan Saraf atau Otot
Kondisi seperti stroke, Parkinson, atau osteogenesis imperfecta dapat membuat tulang menjadi lebih rentan terhadap patah.
Gejala fraktur dapat bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi fraktur, tetapi beberapa gejala umum yang dapat terjadi antara lain:
Nyeri di sekitar tulang yang patah atau terluka.
Kesulitan atau nyeri saat mencoba untuk menggunakan bagian tubuh yang terkena fraktur.
Bengkak, memar, atau kemerahan di sekitar area yang terkena.
Tulang terlihat tidak normal atau bergerak di luar posisi yang seharusnya.
Nyeri yang bertambah saat area yang terkena digerakkan atau ditekan.
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Pengobatan Fraktur (Patah Tulang)
Laman Cleveland Clinic menjelaskan, pengobatan patah tulang Anda tergantung pada jenisnya, apa penyebabnya, dan seberapa rusak tulang Anda.
Beberapa jenis pengobatan fraktur yang umum dilakukan antara lain:
1. Imobilisasi
Pada fraktur yang relatif sederhana atau tidak terlalu bergeser, dokter dapat memasang gips atau alat imobilisasi lainnya untuk membantu mempertahankan posisi tulang yang patah agar tidak bergerak selama proses penyembuhan.
2. Operasi
Pada fraktur yang lebih parah atau tulang yang bergeser dari posisi semestinya, mungkin diperlukan operasi untuk memasang piring atau sekrup ke tulang yang patah untuk membantu mempertahankan posisinya selama proses penyembuhan.
3. Obat Pereda Nyeri
Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti parasetamol atau obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk membantu mengurangi nyeri akibat fraktur.
4. Terapi Fisik
Setelah proses penyembuhan, dokter dapat merekomendasikan terapi fisik untuk membantu memperkuat otot di sekitar area yang terkena fraktur dan memperbaiki kisaran gerakan.
Selain itu, mungkin diperlukan tindakan tambahan, seperti transfusi darah atau antibiotik untuk mencegah infeksi jika fraktur terbuka.
Penting untuk mengikuti saran dan anjuran dokter dalam mengobati fraktur agar tulang dapat pulih sepenuhnya dan mengurangi risiko komplikasi.
Pencegahan Fraktur (Patah Tulang)
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya fraktur (patah tulang) antara lain:
1. Konsumsi Makanan yang Kaya Kalsium dan Vitamin D
Kalsium dan vitamin D membantu menjaga kekuatan tulang. Konsumsilah makanan yang kaya akan kedua nutrisi tersebut, seperti susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
2. Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dapat menyebabkan kerusakan tulang dan meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebih juga dapat merusak tulang.
3. Olahraga secara Teratur
Olahraga membantu memperkuat otot dan meningkatkan kepadatan tulang, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya fraktur.
Pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda dan konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olahraga secara rutin.
4. Hindari Aktivitas Berisiko Tinggi
Hindari aktivitas yang berisiko tinggi seperti olahraga kontak fisik atau olahraga ekstrim yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur.
5. Kenakan Peralatan Pelindung saat Berolahraga
Jika Anda berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berisiko tinggi, kenakan peralatan pelindung seperti helm, pelindung lutut, atau pelindung siku untuk mengurangi risiko terjadinya fraktur.
6. Periksakan Kesehatan secara Teratur
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan Anda baik dan risiko terjadinya fraktur dapat diminimalkan.
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan di atas, Anda dapat membantu mengurangi risiko terjadinya fraktur dan menjaga kesehatan tulang Anda. (Red)
Sumber : detik.com