Katakepri.com, Jakarta – Susu kental manis (SKM) adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan rasa yang sangat manis saat dikonsumsi. Susu kental manis banyak digunakan sebagai pemanis untuk kue-kue atau hidangan penutup.
Namun di Indonesia masih banyak masyarakat yang mengonsumsi SKM sebagai pengganti air susu ibu (ASI). SKM tidak disarankan untuk dikonsumsi balita. Bagaimanapun, susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu (ASI).
BPOM pun mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan SKM sebagai pengganti susu cair atau bubuk untuk anak. SKM dianjurkan hanya sebagai topping atau campuran makanan.
“Susu kental manis itu aman tapi bukan sebagai pengganti ASI,” tegas BPOM.
Perlu diketahui, SKM dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi. Proses ini meninggalkan cairan kental, dimaniskan dengan gula, lalu dikalengkan. Dengan kata lain, nutrisi dalam susu sapi jauh berkurang sedangkan kandungan gula justru semakin tinggi.
Dikutip dari Healthline, SKM tidak boleh dikonsumsi berlebihan. SKM mengandung lebih banyak gula daripada susu lainnya. Satu ons (30 ml) SKM mengandung lebih dari 15 gr gula. Sementara itu, susu tanpa lemak hanya mengandung 3,4 gr gula.
Susu kental manis mengandung gula yang tinggi. Namun, karena terbuat dari susu sapi, ia juga mengandung protein dan lemak, serta berbagai vitamin dan mineral.
Satu sendok makan susu kental manis mengandung hampir 2 gram lemak, menurut National Nutrient Database USDA. Lemak dalam susu kental manis termasuk lemak jenuh, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jantung.
Satu sendok makan susu kental manis mengandung lebih dari 10 gram karbohidrat yang semuanya berupa gula. Menurut daftar bahan pada kaleng susu kental manis, hanya ada dua bahan yaitu susu dan gula. Sementara sebagian gula dalam produk manis berasal dari tambahan gula.
Risiko Mengonsumsi SKM Berlebihan
SKM menyebabkan beberapa dampak negatif jika dikonsumsi berlebihan. Simak penjelasan di bawah ini.
1. Obesitas
SKM termasuk minuman yang tidak hanya tinggi kalori, tetapi juga gula. Konsumsi SKM terlalu sering bisa membuat orang lebih menyukai makanan manis.
Makanan dan minuman yang kaya gula diproses oleh tubuh secara cepat sehingga tubuh akan cepat lapar. Secara tidak langsung, mereka akan mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang seharusnya dibutuhkan. Akibatnya, orang bisa menjadi obesitas.
2. Resistensi insulin
Resistensi insulin adalah penyakit ketika sel-sel tubuh tidak dapat lagi menggunakan gula darah dengan baik. orang tua yang mengalami resistensi insulin menimbulkan risiko terhadap anaknya. Anak dapat terkena diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perlemakan hati, arteriosklerosis, penyakit arteri koroner, dan gangguan siklus menstruasi.
Konsumsi SKM berlebih pada anak-anak dapat berpotensi menyebabkan resistensi insulin. Jika anak sampai obesitas akibat SKM, kemungkinan mengalami resistensi insulin semakin besar.
3. Kerusakan organ
Pemberian SKM sebagai pengganti ASI atau susu formula dapat menimbulkan malfungsi pada ginjal anak. SKM mengganggu daya cerna ginjal karena mengandung sodium yang kadarnya berlebihan bagi anak berusia di bawah 1 tahun.
4. Batuk
Batuk pada balita akibat mengonsumsi SKM dapat terjadi. Ini terjadi karena ketika tidur di malam hari, kandungan lemak dan gula dalam SKM meninggalkan lendir di tenggorokan sehingga mengganggu saluran udara. Anak secara alami akan batuk untuk mempercepat saluran udara dan meningkatkan penyumbatan lendir di tenggorokan.
5. Gigi rusak
Makanan atau minuman apa pun yang dikonsumsi anak berdampak pada kesehatan giginya. SKM yang mengandung banyak gula berpotensi merusak gigi dan sakit gigi. Oleh sebab itu, setelah mengonsumsi SKM pastikan anak menggosok gigi dengan bersih. (Red)
Sumber : detik.com