Katakepri.com, Jakarta – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) makin banyak dibicarakan usai kemunculan ChatGPT. Memang AI dinilai akan berbahaya jika tidak diatur dengan baik. Hal ini dikemukakan sendiri oleh Sam Altman selaku CEO OpenAI, perusahaan pembuat ChatGPT.
Seperti dikutip detikINET dari CNBC, Selasa (21/2/2023) Altman memperingatkan bahwa dunia mungkin tidak terlalu jauh dari munculnya kecerdasan buatan yang berpotensi menakutkan. Maka, meregulasinya akan menjadi sesuatu yang penting.
Dalam tweet-nya, Altman menyatakan transisi ke masa depan yang berbasis AI bisa berlangsung cepat dan sebagian besar akan berdampak baik. Ia mencontohkannya dengan transisi dari dunia tanpa smartphone ke dunia pasca smartphone.
Tool AI menurutnya akan membantu dalam berbagai hal, misalnya membuat orang lebih produktif, lebih sehat, lebih pintar dan juga lebih terhibur dengan berbagai macam implementasi kecerdasan buatan.
“Transisi semacam ini sebagian besar adalah baik dan bisa berlangsung dengan cepat, contoh terbaru adalah transisi dari dunia pra smartphone ke dunia pasca smartphone. Namun akan ada godaan membuatnya (diterapkan) super cepat, yang adalah menakutkan. Masyarakat butuh waktu untuk beradaptasi dengan sesuatu yang sungguh besar,” tulisnya.
Menurutnya, dibutuhkan waktu bagi pemerintah untuk mengaturnya. “Kita butuh cukup waktu bagi institusi untuk mencari apa yang mesti dilakukan. Regulasi akan penting. Meski tool AI generasi saat ini tidak begitu menakutkan, saya pikir kita tidak begitu jauh dari yang menyeramkan,” lanjut pria berusia 37 tahun itu.
Sebelumnya dalam wawancara dengan Forbes, Altman menyatakan pengendalian AI harus juga dilakukan oleh perusahaan pembuatnya dan para pengguna. “Bagus jika kita bisa langsung meminta perusahaan itu untuk melakukan pencegahan. Tapi akan ada (AI) yang open source, sebagian besar akan bagus namun akan ada hal buruk terjadi,” katanya. (Red)
Sumber : detik.com