Katakepri.com, Tanjungpinang – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto mengucap rasa syukur karena kota Tanjungpinang menjadi 10 besar sebagai kota dengan kategori inflasi terendah di Indonesia.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur usaha yang kita lakukan selama ini membuahkan hasil. Ini semua berkat jerih payah kita bersama dalam pengendalian inflasi di kota Tanjungpinang,” kata Bambang.
Hal itu disampaikannya, ketika memimpin rapat koordinasi (rakor) TPID bulan Desember 2022, di ruang rapat Engku Putri Raja Hamidah, kantor wali kota Tanjungpinang, Kepri, Selasa (24/1/2023).
Dengan pencapaian ini, kata Bambang, tentunya menjadi semangat bagi kita semua untuk bisa menekan angka inflasi di kota Tanjungpinang di 2023 ini.
“Harapannya, ini jadi motivasi bagi kita semua agar ke depannya dapat menekan inflasi dari tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom memaparkan pada bulan Desember 2022 terjadi kenaikan harga kebutuhan msyarakat karena permintaan meningkat sehingga memicu terjadinya inflasi sebesar 0,85%.
“Kita perlu belajar dari tahun sebelumnya yang mengalami inflasi cukup tinggi yakni 2020 terjadi inflasi sebesar 0,98%, 2021 0,42%, dan 2022 0,85%,” terang dia.
Gultom mengatakan, angka inflasi yang terjadi pada Desember 2022 disebabkan adanya kenaikan pada kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,46% dan memiliki andil inflasi sebesar 0,70%.
Pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 0,73% dan memberikan andil 0.04%.
“Pada hari besar di Desember lalu, ada kenaikan tarif pesawat sehingga mengakibatkan indeks harga kelompok transportasi mengalami inflasi 0,68% dengan andil 0,09%,” sebutnya.
Begitu pula pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 0,17% dengan andil 0,03%,” kata dia menambahkan.
Namun, di sisi lain, ada dua kelompok yang justru mengalami deflasi pada bulan Desember yaitu informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0.02% serta -0,04% pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
“Di mana deflasi cukup kecil andilnya sehingga tidak bisa menghambat terjadinya inflasi pada Desember 2022,” ujarnya. (*)