Potret Kesederhanaan Rasulullah SAW

Katakepri.com, Jakarta – Nabi Muhammad SAW hidup dengan sangat sederhana. Ada banyak kisah dan riwayat menuturkan kesederhanaan Rasulullah.  

Dalam buku Kisah Nur dan Teladan Buat Perindu Surga, Volume 1, karya Zubaidi Wahyono Rahmat, terdapat beberapa potret kesederhanaan Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut: 

Pertama, dikisahkan suatu hari Rasulullah SAW beristirahat di rumahnya sambil berbaring di atas tikar yang terbuat dari daun-daun tamar (palem). 

Dalam hadits Ibnu Abbas, Umar bin Khattab datang ketika Rasul sedang tidur di atas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi. Sontak Umar pun berkata, “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini.” Maka beliau pun bersabda: 

 مالي وللدنيا إنما مثلي ومثلُ الدُّنيا كراكبٍ استظلَّ تحت شجرةٍ ثم راحَ وتركها

“Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu dia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian dia istirahat di sana lalu meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi 2/60, Al-Hakim 4/310, Ibnu Majah 2/526).  

Kedua, dalam suatu peristiwa lain pula, ketika Rasulullah SAW menikahkan putrinya, Fatimah dengan Ali bin Abi Talib. 

Pada masa itu Rasulullah SAW menjemput Abu Bakar, Umar dan Usamah untuk membawakan perlengkapan pernikahan Fatimah. Mereka tertanya-tanya apakah yang disiapkan Rasulullah SAW untuk putri tercinta dan menantunya yang tersayang itu? Ternyata, Rasulullah hanya menyiapkan gandum yang telah digiling, kulit binatang yang disamak, cerek dan sebiji pinggan, ketika mengetahuinya, Abu Bakar menangis. 

“Ya, Rasulullah, hanya inikah persiapan untuk Fatimah?” tanya Abu Bakar tersedu-sedan.”Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia,” jawab Rasulullah SAW menenangkannya. 

Kemudian Fatimah keluar dari rumah dengan memakai pakaian pengantin yang cukup bagus, tetapi mempunyai 12 tambalan, tanpa perhiasan yang berharga mahal. 

Setelah menikah, Fatimah rutin menggiling gandum, membaca Alquran, mentafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis. Itulah salah satu kemuliaan diri Fatimah. 

Acara pernikahan putri Rasulullah SAW itu memang sederhana kerana kesederhanaan merupakan bagian dari kehidupan Rasulullah SAW sendiri. (REd)

Sumber : republika.co.id