Oleh: DEDI Supriyadi
Katakepri.com, Tanjungpinang – Berbicara tentang politik yang ada di Indonesia tentu tidak akan terlepas dari berbagai aspek yang saling berkaitan. Baik aspek sosiologi, ekonomi, budayadan lain – lainnya. Poltik di masa sekarang ini bahkan menggunakan sosial sebagai tolak ukur untuk menjadikan politik yang dianut oleh setiap Individu yang bersangkutan dapat terlaksana dan terwujud sesuai harapannya. Namun seharusnya para elit politik tidak menggunakan politik sebagai alat untuk kepentingan diri sendiri.
Manusia sebagai mahluk sosial tentu saja sangat terpengaruh atas apa saja hal – hal yang menjadikan sosial sebagai senjata utama untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Contohnya saja yang dapat kita lihat dari kehidupan kita sehari – hari bahkan sudah menjadi tradisi para elit politik untuk memanfaatkan aspek sosial sebagai salah satu senjata yang dapat memenangkan hati masyarakat, biasanya yang sering terjadi dan sering kita lihat pada saat pemilu pernah kita mendengar “SERANGAN FAJAR”, itu sebagai salah satu langkah para elit politik untuk memastikan bahwa masyarakat memilih pemimpin yang tepat sehingga para elit politik memiliki langkah – langkah strategis agar pendukung dapat memilih pemimpin tersebut.
Kemudian memastikan bahwa pemimpin yang dipilih bisa dan mampu bediri disegala situasi demi kesejahteraan masyarakat dibawah kepemimpinannya. Masyarakat sudah bosan mendengar janji – janji dan angan – angan bagi seorang pemimpin dan masyarakat padahal dengan hal tersebut menjadi landasan terbaik agar masyarakat tidak merasa dirugikan dengan bergantinya pemimpin yang baru dan masyarakat berharap memilih pemimpin yang sesuai keinginannya dan dapat terwujud segala visi dan misi nya.
Sehingga saat ini dapat kita lihat bahwa yang ada dipikiran masyarakat saat ini pemimpin yang terpilih hanya menebar janji di mana – mana dengan berbagai cara mulai dari pembagian sembako, blusukan, dan lain sebagainnya itu hanya digunakan oleh elit politik untuk mencuci otak masyarakat Indonesia agar masyarakat berfikir bahwa inilah pemimpin yang diharapkan dimasa yang akan datang.
Saat ini semua masyarakat berfikir dan pasti memiliki pikiran yang sama ada bahkan yang sampai melampaui batas yang mengakibatkan rusuh, demo dan sebagainya, orang – orang inilah yang seharusnya menjadi pemimpin bukan dilihat seberapa kaya seorang pemimpin dan bahkan pemimpin yang terus memberikan kesengsaraan.
Kata pak Soekarno Presiden pertama di Indonesia dimasa yang akan datang masa depan “ MUSUH TERBESAR ADALAH RAKYAT SENDIRI”. Sosial dan politik dimasyarakat harus dapat sejalan dengan perkembangan saat ini. Kita semua setuju pada dasarnya Negara kita memiliki Dasar Negara Pancasila, seharusnya pemimpin harus memiliki itu sebagai dasar pedoman dalam memimpin masyarakat. Seharusnya jika kita lihat kembali ke masa lalu perjuangan para pahlawan demi Memerdekakan Negara Indonesia dengan tumpah darah sehingga pemimpin saat ini
seharusnya tidak membiarkan masyarakat Indonesia masih dalam kesengsaraan baik dari tingkat ekonomi, kemiskinan, dan kelaparan itu seharunya yang harus pemimpin – pemimpin ketahui. Sehingga tidak mudah disia – siakan perjuangan para pahlawan serta menganggap remeh.
Orang – orang yang berkuasa saat ini menggunakan uang untuk politik demi mementingkan kesenangan pribadi sehingga menambah beban rakyat yang dipikul. Orang – orang elit politik juga menggunakan kekuasaan untuk membujuk masyarakat dengan menggunakan aspek sosial sebagai alat pembujuknya. Masyarakat saat ini bukan masyarakat yang bodoh bahkan tidak tahu tentang politik, masyarakat kita terdiri dari berbagai macam – macam suku, ras golongan itu yang membuat semangat persatuan kita tertera dalam pancasila.
Banyak orang mengatakan semakin kesini potret politik yang ada di Indonesia semakin bobrok dan hancur sehingga hal – hal seperti ini harus menjadi sebuah pelajaran sehingga generasi masa depan generasi penerus bangsa kita dapat terus membawa sebuah perubahan bagi Politik di Indonesia. Para orang tua seharusnya menjadi panutan untuk anak – anaknya kelak meraka suatu saat nanti akan menjadi seorang pemimpin yang adil, jujur dan memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat dan Negara Indonesia. Oleh karena itu semua individu harus memiliki sebuah integritas yang tinggi sehingga menjadi penerus bangsa yang terbaik demi memajukan rakyat dan negeri ini bukan hanya sebagai pemimpin yang hanya bisa korupsi dan membuat kerugian pada Negara ini. Semuanya kembali tergantung kepada didikan, pergaulan seorang individu yang telah membentuk karakter, sikap dan prilaku atas kemampuan dan keahliannya.
Pemimpin saat ini terlalu banyak orang pintar jarang ada yang jujur jangan hanya pintar membohongi rakyat. Inilah yang menjadi kekawatiran masyarakat / rakyat Indonesia sehingga rakyat perlu memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyatnya. Justru dimasa yang penuh dengan teknologi saat ini membuat orang menjadi malas, sudah cukup masa yang kita habiskan demi bermalas – malasan sehingga kehidupan sosial politik kita hanya sebatas mengetahui saja namun tidak ikut berpartisipas dalam politik. Rakyat juga harus dapat merangkul dan membangun bersama sehingga pemimpin – pemimpin kita dapat melihat bahwasannya rakyat kita ikut berpartisipasi dalam politik dan jangan hanya bisa nya kita dibohongi oleh pemimpin – pemimpin yang hanya mementingkan kepentingan
pribadi saja.
Politik yang jujur, bersih dan transparan bukan hanya menjadi motto dalam pemilu namun menjadi tolak ukur dan pembelajaran oelh masing – masing individu dan masyarakat. Indonesia membutuhkan Rakyat yang aktif bukan hanya berdiam diri menjadi solusi terbaik mari kita membangun Negeri ini secara bersama – sama demi masa depan yang cerah bagi anak –anak dan cucu – cucu kita dimasa yang akan datang. (Red)
Penulis adalah Mahasiswa STISIPOL Raja Haji Fisabilillah
Jurusan : Sosiologi
Angkatan : 2021