Katakepri.com, Jakarta – Sakit leher tentu terasa tidak nyaman, apalagi jika kondisi tersebut muncul di tengah padatnya aktivitas. Akibatnya, seseorang sulit berkonsentrasi dan pekerjaan acap kali terhambat. Lantas, leher belakang sakit apakah kolesterol tinggi penyebabnya?
Sakit leher sebenarnya cukup umum terjadi pada masyarakat, terutama pekerja kantoran. Sebab, posisi duduk yang membungkuk sambil memandangi komputer seharian mengakibatkan otot leher tegang karena menopang berat kepala.
Kondisi ini kian menyakitkan jika seseorang punya riwayat penyakit osteoarthritis, yakni kelainan sendi akibat kerusakan tulang rawan. Pun ada beberapa kemungkinan pemicu sakit leher, seperti:
Kondisi degeneratif akibat penambahan usia
Saraf terjepit karena sering stres
Cedera
Pertumbuhan tumor dan kista
Leher Belakang Sakit Apakah Kolesterol Tinggi Penyebabnya?
Namun, tahukah kamu kolesterol tinggi juga menyebabkan sakit leher? Kolesterol tinggi tercipta dari pola makan yang tidak sehat dan gangguan pada hati. Bila terus dibiarkan menumpuk, risiko penyakit jantung dan stroke pun semakin meningkat.
Kolesterol yang melebihi batas aman, yakni 200 mg/dL, umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu. Namun, pengidapnya kerap melaporkan kondisi berikut ini:
Nyeri di bagian tengkuk karena penumpukan plak
Sering sakit kepala dan pusing
Mudah lelah dan mengantuk
Sesak napas dan nyeri dada
Mudah kesemutan dan kram
Kaki sakit ketika beraktivitas dan berolahraga
Impotensi
Gejala stroke dan serangan jantung
Pengobatan Kolesterol Tinggi
Cara terbaik untuk menstabilkan kolesterol adalah disiplin menjalani budaya hidup sehat dengan rajin berolahraga dan konsumsi makanan bergizi serta seimbang.
Jika dirasa kurang, dokter mungkin akan meresepkan obat golongan statin guna membantu menurunkan kolesterol total dalam darah, misalnya simvastatin. Obat ini tergolong keras sehingga penggunaannya tidak bisa sembarangan dan wajib mengikuti anjuran dokter.
Jika masyarakat masih bingung leher belakang sakit apakah kolesterol tinggi penyebabnya? Segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. (Red)
Sumber : detik.com