Katakepri.com, Jakarta – Membacakan dongeng anak merupakan langkah membangun kedekatan dengan anak. Anda bisa melakukan langkah ini karena bayi masih bayi sehingga output bonding bisa maksimal.
Seperti di kutip dari aktualkan.com, membacakan dongeng untuk anak juga dapat merangsang kemampuan visual anak. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Mengajarkan anak budaya baru sejak usia dini.
Ada banyak dongeng yang dirancang khusus untuk anak-anak.
Ibu dapat memilih cerita anak yang membawa pesan moral sehingga dapat menginspirasi mereka.
Seperti cerita yang akan Anda baca di bawah ini.
1. Dongeng Anak: Kancil dan Buaya yang Pintar
Salah satu dongeng anak yang sering dibacakan kepada anak adalah cerita Rusa dan Buaya.
Kancil adalah hewan yang lincah dan sering membantu hewan lain di hutan dan merupakan salah satu karakter yang paling dihormati di hutan. Konon suatu saat kancil sangat lapar tetapi harus menyeberangi sungai untuk mencari makan.
Karena kecerdikannya, kancil dengan berani pergi ke tempat buaya biasa berkumpul dan membuat kesepakatan dengan buaya yang membawa kabar baik dari raja hutan untuk memberikan daging kepada semua buaya di sungai.
Kancil mengharuskan semua buaya untuk berbaris dan berbaris sehingga jumlah buaya dapat dihitung dengan pasti.
Merasa yakin dengan kata-kata kancil, buaya setuju dan siap berbaris dari tepi sungai ke ujung sungai yang lain untuk membentuk jembatan. Kancil menyeberangi sungai dengan bantuan buaya.
Namun, saat menyeberangi sungai, kancil langsung berterima kasih kepada semua buaya yang membantunya menyeberangi sungai dan kemudian kabur. Hal ini pun membuat buaya marah karena merasa dibohongi.
Dari dongeng ini, seorang ibu dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwa kecerdikan seseorang tidak boleh disalahgunakan agar orang lain tidak merasa dirugikan.
2. Dongeng Anak: Pohon Apel, tentang Kesetiaan Seorang Teman
Dari kisah pohon apel ini, Anda akan mengajari anak Anda tentang kesetiaan abadi seorang teman. Cerita ini menceritakan tentang seorang anak kecil yang suka bermain di bawah pohon apel. Hampir setiap hari, anak-anak menghabiskan waktunya dengan bermain, memanjat, dan menikmati manisnya buah apel.
Ketika bocah itu masih remaja, dia tidak lagi bermain di bawah pohon apel. Pohon apel merasa sedih dan kesepian. Hingga suatu hari, sahabatnya kembali. Ketika temannya lapar, pohon mengizinkannya mengambil apel untuk dimakan dan dijual di pasar.
Suatu hari, rumah anak itu terbakar dan membuat dia dan keluarganya bingung untuk membangun kembali rumah mereka. Sekali lagi pohon apel datang membantunya. Ambil beberapa batang pohon apel sebagai dasar untuk rumah baru.
Bertahun-tahun berlalu, anak kecil yang ceria itu kini tumbuh dewasa. Pohon apel menyapa: “Akhirnya saya kembali.” Dia mengatakan anak kecil itu sekarang sudah setengah baya.
Kemudian, anak kecil itu mengembuskan napas terakhirnya di bawah pohon apel. Bahkan, dia dimakamkan di sebelah pohon apel. Kisah anak ini mengajarkan bahwa persahabatan sejati tidak akan pernah meninggalkan Anda. Itu akan selalu berada di tempat yang sama dengan setia menunggu kepulanganmu.
3. Dongeng Anak: Kisah Putri dan Pangeran Kodok
Seorang putri kerajaan yang menawan bermain sepak bola di tepi sungai. Secara kebetulan, dia melemparkan bola favoritnya ke sungai. Putri sedih karena bola kesayangannya jatuh ke sungai.
Ketika dia sedih, seekor katak keluar dari sungai dan bertanya apa yang membuat putri sedih. Kemudian dia memberi tahu sang putri apa yang terjadi pada katak itu dan berjanji akan melakukan apa saja ketika bola itu kembali.
Dalam semangat katak membantu sang putri dan akan membawa bola dari dasar sungai yang dalam. Setelah berhasil menemukan bola tersebut, putri memilih pergi dan meninggalkan katak tersebut. Hingga suatu malam, sang kodok datang ke istana untuk meminta janji sang putri dan sang putri pun harus menepati janjinya pada sang kodok.
Kemudian pada malam ketiga, katak jelek berubah menjadi sosok pangeran yang mengejutkan sang putri. Kodok menjelaskan kronologi kejadian yang menimpanya,” Aku dikutuk oleh penyihir jahat menjadi kodok. Untungnya aku bertemu denganmu dan menjadi syarat untuk melepaskan kutukan penyihir jahat itu,” kata sang pangeran.
Singkat cerita, sang pangeran kemudian membawa sang putri ke rumah orang tuanya. Keduanya memutuskan untuk menikah di sana dan hidup bahagia. Cerita ini mengajarkan anak-anak untuk selalu mengingat apa yang mereka janjikan, dan menjadi seseorang yang tidak bisa dilanggar. (Red)
Sumbr : hipwee.com