Katakepri.com, Jakarta – Wanita tak habis-habisnya diingatkan perihal pentingnya pencegahan dan pendeteksian dini kanker payudara. Terlebih sepanjang Oktober, dunia memperingati Breast Awareness Month yang menyoroti kesehatan payudara wanita.
Spesialis bedah onkologi dari RSUP Fatmawati, dr Enos Hagogoan Siburian, SpB.Onk menegaskan, wanita yang ketahuan mengidap kanker payudara memiliki kesempatan harapan hidup selama lima tahun ke depannya hingga 99 persen. Sementara pada stadium lanjut, peluangnya jauh lebih rendah bisa sampai di bawah 30 persen.
“Kita ketahui kanker payudara itu ada 4 stadium. Stadium 0, 1, 2, 3 dan 4. Stadium 3 dan 4 adalah stadium yang sudah lanjut. Tidak baiknya adalah di Indonesia, yang datang ke kita puskesmas atau dokter itu pada stadium yang sudah lanjut,” ungkapnya saat ditemui detikcom di RSUP Fatmawati, Kamis (6/10/2022).
“Kita tahu bahwa angka harapan hidup lima tahun pada stadium lanjut itu rendah, kurang dari 20 persen. Sedangkan angka harapan hidup pada stadium 0, stadium 1, atau stadium awal itu bisa sampai 99 persen,” sambung dr Enos.
Maka dari itu, amat penting untuk wanita melakukan pendeteksian dini dan penanganan secepat mungkin ketika ada gejala kanker payudara. Selain pemeriksaan ke dokter, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan wanita untuk mendeteksi gejala kanker pada payudaranya. Seperti apa?
dr Enos menerangkan, wanita bisa melakukan pemeriksaan sendiri ‘Sadari’ (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Cara pertama, wanita bisa melihat payudaranya di depan cermin, misalnya setelah mandi. Perhatikan bentuk payudara, apakah ada kelainan berupa benjolan atau cairan dari puting.
“Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) itu mudah dilakukan sehabis mandi, di depan kaca dia melihat simetris payudaranya kiri-kanan,” beber dr Enos.
“Kemudian apakah ada kelainan-kelainan pada kulit berupa kulit tertarik ke dalam, atau benjolan di payudara, atau waktu puting susunya dipencet jelyar cairan. Cairannya warna merah, apakah berbau atau tidak. Cairannya harus diperiksa,” lanjutnya.
Cara selanjutnya, sembari berbaring, sentuh payudara kanan dengan tangan diri. Sebaliknya, sentuh payudara kiri dengan tangan kanan. Menggunakan tiga jari, cobalah raba payudara untuk mendeteksi ada atau tidaknya benjolan tumor.
“Lalu dia (wanita) berbaring, kemudian payudara kiri diperiksa dengan tangan kanan dengan tiga jari. Jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Prinsipnya semua payudara diperiksa. Lalu payudara kanan diperiksa dengan tangan kiri,” jelas dr Enos.
“Itu dilakukan setiap bulan 7-10 hari hari pertama mens terakhir. Pada saat itu, payudara tidak tegang. Lalu kalau dia mempunyai faktor risiko, maka dia harus melakukan pemeriksaan yang lebih sering. Umur 40 tahun melakukan pemeriksaan mamografi dan USG, atau pemeriksaan setiap tahun karena dia memiliki faktor risiko kanker payudara,” pungkasnya. (Red)
Sumber : detik.com