Saran Uama Untuk Pelajar

Katakepri.com, Jakarta – Selain mengulang hafalannya, seorang pelajar disarankan harus banyak diskusi dan tukar pelajaran dengan teman-temannya. Hal itu disampaikan Imam Az-Zarnuzi dalam kitabnya Ta’limul Muta’allim.

“Seorang pelajar seharusnya melakukan mudzakaroh (tukar pengetahuan), munazharah (beradu argumen) dan mutaharah (diskusi),” saran Imam Az-Zarnuzi. 

Namun tiga hal ini dilakukan dengan tidak berlebihan, tidak tergesa-gesa, dan penuh penghayatan. Di sisi lain, ia harus menghindari keributan dan kemarahan, karena munazaharah dan muzakaroh adalah semacam musyawarah. 

 “Dan musyawarah itu sendiri dimaksudkan untuk mencari kebenaran,” katanya.

Oleh sebab itu, harus dilakukan dengan penghayatan, tidak tergesa-gesa dan insaf, adil. Semua itu tidak akan berhasil apabila dicampuri dengan kemarahan dan keributan pertikaian. 

Apabila di dalam pembahasan itu dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan pertikaian dan ingin mengalahkan lawan, maka hal itu tidak diperbolehkan agama. Diskusi yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari kebenaran. 

“Mengecoh dan menyembunyikan kebenaran itu tidak diperkenankan, kecuali bila lawan bicaranya hanya mencari kegelinciran,” katanya.

Imam Az-Zarnuzi, menyarankan lagi, pelajar harus mengambil contoh, dari Muhammad bin Yahya, apabila dilihat ditanyakan suatu persoalan kepadanya, beliau sendiri dan belum menemukan jawabannya, maka dia berkata.

“Pertanyaan yang kau ajukan masuk akal dan saya sedang memikirkan jawabanya. Di atas orang berilmu, masih ada yang lebih berilmu,” katanya.

Faedah dari Mutaharahah dan munazharah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengurang pelajaran (tikrar). Sebab, di samping mengulang pelajaran, hal itu juga menambah pengetahuan yang baru. 

Ada yang mengatakan, melakukan mutaharah sebentar itu lebih bagus daripada mengulang pelajaran sebulan. Sudah tentu, jika mutharahah (diskusi) itu harus dilakukan dengan orang yang inshaf dan bertabiat lurus. 

Hindari berdiskusi (berdebat) dengan orang yang sekedar mencari menang dalam pembicaraan pengetahuan orang yang tidak bertabiat lurus. Seba tabiat seseorang bisa mempengaruhi tabiat orang lain dan berubah-ubah.

“Akhlak mudah menular, dan perkumpulan itu sangat besar pengaruhnya,” katanya. (Red)

Sumber : republika.co.id