Katakepri.com, Jakarta – FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan merupakan fenomena yang sangat umum pada anak muda maupun orang dewasa. Namun yang jarang disadari, fenomena fomo ini dapat menyebabkan stres dalam hidup. Sebenarnya, seperti apa itu fomo? FOMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik atau mengalami hal-hal yang lebih baik dibandingkan kamu.
Fenomena ini melibatkan rasa iri yang mendalam dan mempengaruhi harga diri seseorang, serta membuat orang ingin mengejar kesenangan yang sama dengan cara negatif. Terlebih lagi kini ada media sosial yang menjadi tempat orang untuk pamer kesenangan.
Cara Agar Terhindar dari FOMO
Mengingat fenomena ini sering membuat orang stres, maka tidak ada salahnya untuk mencari cara agar terhindari FOMO. Berikut cara yang bisa kamu ikuti:
- Sadari bahwa kamu sebenarnya tidak ketinggalan tren
Fenomena FOMO seringkali bermula dari media sosial. Perlu dipahami, banyak hal yang orang lakukan di media sosial terlalu dilebih-lebihkan untuk membuat hidup tampak jauh lebih baik. Hal tersebut bisa mengakibatkan kamu membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain, yang mungkin tidak sesuai dengan yang ditampilkan di media sosial. Lebih buruknya lagi, kamu jadi mengejar kehidupan seperti orang lain, yang mungkin tidak realistis untuk dicapai.
Untuk mengatasinya, sebaiknya sadari bahwa kehidupan yang kamu saksikan secara online tersebut sebenarnya tidak ada. Dan tidak perlu khawatir jika kamu ketinggalan tren, atau mungkin sebenarnya kamu tidak ketinggalan tren. Sebab, kehidupan nyata yang kamu jalani saat ini lebih penting untuk dijalani dibandingkan hanya membandingkan diri dengan orang lain.
- Batasi Penggunaan Sosial Media
Akar masalah dari FOMO yaitu penggunaan media sosial yang terlalu berlebihan dan meyakini bahwa apa yang ditampilkan di sana adalah nyata. Untuk menyadari bahwa postingan di media sosial tidak selalu realistis, maka batasi penggunaan media sosial.
Saat ini pembatasan media sosial juga dikenal sebagai detox media sosial. Cara ini patut dicoba untuk menghindari FOMO. Daripada hanya melihat media sosial, sebaiknya fokus pada apa pun yang kamu lakukan saat ini.
- Jangan Terlalu Memaksakan Diri
Pahamilah bahwa kebutuhan itu terbatas, sedangkan keinginan tidak akan ada habisnya. Menerima kemampuan diri dibandingkan memenuhi setiap keinginan yang kamu miliki, jauh lebih bijaksana dibandingkan menuruti semua dorongan hati untuk kepuasan sesaat.
Daripada memaksakan diri, sebaiknya prioritaskan kegiatan tertentu yang lebih bermakna untuk kondisi kamu saat ini. Putuskan apa yang menjadi prioritas dan fokuslah pada itu.
- Prioritaskan hubungan dibandingkan pengakuan
Dalam hal kesejahteraan batin, kualitas hubungan dapat mengalahkan kuantitas harta dan pengalaman. Menginvestasikan waktu dan energi dalam hubungan, dan mengembangkan keterampilan yang kamu butuhkan, mungkin merupakan salah satu hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kepuasaan yang hakiki. Hal tersebut bisa menjadi cara yang tepat untuk terhindar dari aktivitas kompulsif dari FOMO.
- Nikmati momen saat ini
Cara terhindari dari FOMO berikutnya yaitu luangkan waktu untuk berlama-lama pada pengalaman yang menyenangkan dibandingkan terburu-buru melewatinya, dan mencari kesenangan berikutnya. Misalnya, jika kamu berada di suatu tempat yang indah, maka nikmatilah dengan kesenangan indari. Masuklah ke dalam kesadaran utuh diri kamu, pandangi pemandangan indah di depan mata, dan sensasi lain yang kamu temui saat itu.
- Tumbuhkan rasa bersyukur
Dibandingkan mengejar fantasi yang diyakini membuat kamu bahagia, sebaiknya tumbuhkan rasa syukur. Memupuk rasa syukur memungkinkan kamu untuk lebih menghargai apa yang kamu miliki, dibandingkan berfokus pada apa yang tidak kamu memiliki atau diinginkan.
Ingatlah, FOMO adalah rasa takut tidak memiliki sesuatu yang diperlukan untuk kesejahteraan sesaat. Namun, rasa syukur memungkinkan kamu untuk menghitung berkah dalam hidup saat ini, dimana kehidupan sebenarnya sedang berlangsung. (Red)
Sumber : halodoc.com