Katakepri.com, Jakarta – Ekonomi China disebut akan mengalami stagnasi karena krisis properti yang menimpa Negeri Tirai Bambu itu. Salah satu faktornya juga karena masalah utang oleh perusahaan pengembang properti China, Evergrande Group.
Selain Evergrande, pengembang properti China lainnya juga mengalami masalah. Saham pengembang real estat China Kaisa Group Holdings yang terdaftar di Hong Kong dihentikan pada hari Jumat setelah berita bahwa mereka telah melewatkan pembayaran pada produk manajemen kekayaan.
Ekonom China Center Universitas Oxford, George Magnus memperkirakan dari tantangan itu, beban utang perusahaan properti akan membebankan ekonomi negara selama tahun-tahun mendatang.
“Saya pikir utang adalah yang paling dekat, dan saya pikir kita bisa melihat ini di sektor properti, yang merupakan semacam metafora untuk apa yang terjadi di seluruh perekonomian di antara pemerintah daerah, perusahaan negara, dan sebagainya. aktif,” katanya dikutip dari CNBC, Selasa (9/11/2021).
“Saya pikir pasar properti benar-benar telah mencapai titik kritis sekarang,” tambahnya.
Magnus pun menyarankan pemerintah untuk turun tangan meningkatkan pasar properti ketika keadaan sudah mulai terlihat berbahaya.
“Mereka sedikit terikat. Saya berharap mereka akan mencoba membantu sektor properti tahun ini, dan pada tahun 2022 sebelum kongres pada bulan November, tetapi saya pikir pasar menghadapi stagnasi selama bertahun-tahun, sejujurnya,” tuturnya. (Red)
Sumber : detik.com