Definisi Iman, Islam, & Ihsan

Katakepri.com, Jakarta – Iman, Islam, dan Ihsan memiliki kaitan yang erat. Untuk memahami hubungan ketiganya, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian dari iman, Islam, dan ihsan.

Pengertian iman, Islam, dan Ihsan tersebut telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW kepada Malaikat Jibril yang tengah menyerupai manusia. Berikut bunyi haditsnya yang tertuang dalam kitab Arba’in an-Nawawiyyah yang dikutip dari buku Belajar Aqidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas Tentang Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah karya Muhammad Asroruddin Al Jumhuri,

عن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر لا يرى عليه أثر السفر ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عليه وآله وسلم فأسند ركبتيه إلى ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا قال : صدقت فعجبنا له يسأله ويصدقه قال : فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره قال : صدقت قال : فأخبرني عن الإحسان قال أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك … ثم انطلق فلبثت مليا ثم قال يا عمر أتدري من السائل ؟ قلت : الله ورسوله أعلم قال فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم

Artinya: Dari Umar RA: “Pada suatu hari kami (Umar RA dan para sahabat RA) duduk-duduk bersama Rasulullah SAW lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian sangat putih. Rambutnya sangat hitam dan tidak tampak tanda tanda bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah SAW, kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah SAW seraya berkata,

“Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah saw. menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Orang itu lantas berkata, “Benar”. Kemudian dia bertanya lagi,

“Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah SAW menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”

… Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui,” Rasulullah lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian,” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits di atas dapat diketahui bahwa ketiganya adalah rukun atau kerangka dasar ajaran Islam. Seperti dilansir dari buku Buku Ajar Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh Dodi Ilham Mustaring, para ulama pun mengembangkannya menjadi tiga konsep kajian.

Pertama, konsep iman melahirkan kajian aqidah, konsep Islam melahirkan konsep kajian syariah, dan konsep ihsan melahirkan konsep kajian akhlak.

Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan
Melalui hadits sebelumnya juga dapat menarik pengertian iman, Islam, dan ihsan. Iman adalah percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati, kemudian diucapkan oleh lisan, dan dikerjakan dengan amal perbuatan.

Iman tersebut meliputi enam perkara yang disebut dengan rukun iman. Di antarany ada percaya kepada Allah, malaikat, hari akhir, kitab-kitab, nabi atau rasul. dan takdir yang baik maupun buruk.

Adapun pengertian Islam berarti ketundukan (taslim), kepasrahan, menerima, tidak menolak, tidak membantah, dan tidak membangkang. Artinya, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Lima poin penting yang membentuk kerangka Islam atau biasa disebut dengan rukun Islam adalah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan rasulNya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji bila mampu.

Sedangkan pengertian ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi dengan kesadaran dan keikhlasan. Berbakti kepada Allah tersebut dapat berupa berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun sesama manusia.

“Semua perbuatan itu dilakukan semata-mata karena Allah, seolah-olah orang yang melakukan perbuatan itu sedang berhadapan dengan Allah,” tulis Drs. H. Masan AF, M.Pd dalam bukunya bertajuk Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.

Menurut Aqidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah, ihsan disebut sebagai hasil akhir dari sebuah proses keimanan dan keislaman seseorang. Sebab itu, hubungan antara iman, Islam, dan ihsan diibaratkan sebagai segitiga sama sisi. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk bila ketiga sisinya tidak saling terkait.

Pengertian iman, Islam, dan ihsan juga dapat disebut sebagai suatu bangunan bagi umat muslim. Iman menjadi pondasi diri, Islam yang menjadi tiang-tiangnya, dan ihsan sebagai atapnya. Pondasi (iman) yang kuat akan membantu bangunan (Islam dan ihsan) berdiri tegak dan kokoh. (Red)

Sumber : detik.com