Katakepri.com, Jakarta – Yaumul Hisab artinya peristiwa perhitungan amal manusia selama di dunia. Mengenai kebenaran tentang salah satu peristiwa dari hari kiamat ini, Allah SWT telah menjelaskannya dalam Al Quran melalui surat Sad ayat 16,
وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ
Artinya: “Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari perhitungan.”
Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dari Kementerian Agama (Kemenag), segala perbuatan manusia tidak akan lepas dari perhitunganNya saat Yaumul Hisab terjadi. Sekalipun manusia telah lupa akan amal perbuatannya tersebut. Pasalnya, pada saat itu seluruh anggota badan manusia akan menjadi saksi atas perbuatan yang telah dilakukan.
“Pada hari itu, manusia tidak akan bisa mengelak dan berbohong dari segala amal perbuatannya karena semua anggota badan akan menjadi saksi atas segala perbuatannya. Sekalipun manusia telah lupa,” tulis Kemenag, dikutip Kamis (14/10/2021).
Sebelum memasuki peristiwa Yaumul Hisab, manusia akan berkumpul di Padang Mahsyar. Diceritakan dalam buku Antologi Tafsir: Esai-Esai Interpretasi Tematik Al-Qur’an Civitas Akademika STIQ Al-Lathifiyyah Palembang karya Lukman Hakim Husnan, saat itu jarak matahari dengan manusia hanya satu jengkal. Bahkan ada salah satu riwayat yang mengisahkan panasnya matahari di atas kepala, membuat keringat seseorang hampir menenggelamkan dirinya sendiri.
Selain itu, di Padang Mahsyar inilah manusia menunggu giliran untuk melakukan perhitungan amal perbuatan selama di dunia atau Yaumul Hisab. Peristiwa Yaumul Hisab ini pun artinya kondisi manusia masih sangat bergantung dengan amal perbuatannya di dunia. Hal ini berarti, proses perhitungan amal akan terasa lebih cepat dan mudah bagi mereka yang selalu melakukan amal kebaikan dan ibadah.
Sementara itu, bagi manusia yang terbiasa melakukan kemaksiatan selama di dunia akan ditimpakan rasa penyesalan. Mereka akan menerima catatan amal di tangan kiri lalu dimasukkan dalam neraka, seperti yang diceritakan dalam surat Al Haqqah ayat 25,
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ
Artinya: “Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.”
Adapun firman Allah SWT yang membuktikan bahwa orang-orang dengan amal sholeh diberi catatan amal perbuatan di tangan kanan hingga diberi kemudahan dalam proses perhitungan dapat disimak dalam surat Al Insyiqaq ayat 7-8,
(7) فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ
(8) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
Artinya: “Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,”
Sebab itu, Yaumul Hisab artinya sebuah peristiwa yang sangat menentukan bagi manusia. Hasil dari perhitungan amal perbuatan tersebut akan menentukan tujuan alam akhirat manusia selanjutnya yakni, surga atau neraka.
Untuk masuk ke dalamnya, seluruh manusia ciptaanNya akan melewati sebuah shirath yang tipis seperti sehelai rambut. Terkecuali bagi para nabi. Wallahu’alam. (Red)
Sumber : detik.com