Adab Bertamu dan Menerima Tamu Menurut Sunnah

Katakepri.com, Jakarta – Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya adab bertamu dan menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari. Adab ini ditulis dalam hadits lalu diajarkan di tiap generasi muslim
Ustaz Khalid Basalamah dalam siaran berjudul Adab Bertamu di Rumah Orang menjelaskan cara bertamu yang sesuai sunnah. Siaran ini diupload di saluran YouTube siiquote channel.

Berikut adab bertamu dan menerima tamu sesuai hadits Rasulullah SAW

A. Adab bertamu
1. Jangan berdiri tepat di depan pintu
“Berdirilah di sisi kanan pintu, bukan tepat di depannya. Jadi setelah dibuka tidak melihat seluruh isi rumah, termasuk bila ada yang tidak boleh dilihat,” ujar Ustaz Khalid.

Adab ini tertulis dalam hadits berikut

كان رسول الله إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء و جهه و لكن ركنها الأيمن أو الأيسر و يقول السلام عليكم السلام عليكم

Artinya: Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…”

2. Salam dan ketuk pintu
“Selanjutnya ucapkan salam dan ketuk pintu sampai tiga kali. Jika tidak ada jawaban maka pulanglah. Mungkin sedang tidak ada di rumah atau tidak mau diganggu,” ujar Ustaz Khalid.

Adab bertamu mengucapkan salam telah dijelaskan dalam QS An Nur ayat 27

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tadkhulụ buyụtan gaira buyụtikum ḥattā tasta`nisụ wa tusallimụ ‘alā ahlihā, żālikum khairul lakum la’allakum tażakkarụn

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”

Untuk adab mengetuk pintu, Rasulullah SAW mengingatkannya dalam hadits berikut

عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع

Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Tunggu hingga dipersilahkan masuk
“Jangan langsung duduk, tunggu dulu. Dengarkan kalimatnya, ‘silahkan masuk,’ bukan silahkan duduk. Bukan juga cek-cek yang lain. Jadi setelah masuk tunggulah sampai dipersilahkan duduk,” kata Ustaz Khalid.

Adab juga mengharuskan seorang tamu muslim dipersilahkan makan, meski ada hidangan tersaji di atas meja. Ustaz Khalid mengatakan, adab ini dilakukannya saat bertamu di rumah kerabat hingga mitra bisnis.

4. Langsung pulang jika urusan sudah selesai
“Jika sudah selesai bertamu segera pulang. Tamu tidak perlu tahu ada berapa kamar di kediaman tuan rumah,” ujar Ustaz Khalid.

Dua adab terakhir dijelaskan dalam Qs An Nur ayat 28

فَإِن لَّمْ تَجِدُوا۟ فِيهَآ أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ٱرْجِعُوا۟ فَٱرْجِعُوا۟ ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Arab latin: Fa il lam tajidụ fīhā aḥadan fa lā tadkhulụhā ḥattā yu`żana lakum wa ing qīla lakumurji’ụ farji’ụ huwa azkā lakum, wallāhu bimā ta’malụna ‘alīm

Artinya: Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

B. Adab menerima tamu
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis Bachrul Ilmy, berikut adab menerima tamu dalam Islam

Mengundang orang-orang yang bertakwa pada Allah SWT, seperti dalam hadits berikut
اَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ

Artinya: “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR Abu Dawud).

Tidak mengundang berdasarkan tingkat ekonomi, artinya mereka yang miskin harus ikut diundang
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ

Artinya: “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR Bukhari Muslim).

Menjawab salam dan menyambut tamu
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى

“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR Bukhari).

Menghidangkan makanan dan minuman tanpa memberatkan tuan rumah, sesuai QS Adz Dzariyat 27
فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

Arab latin: Fa qarrabahū ilaihim, qāla alā ta`kulụn
Artinya: Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan

Mempersilahkan tamu yang tua lebih dulu dengan maksud menghormati, sesuai hadits berikut
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا

Artinya: “Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari).

Menjamu dan mempersilahkan jika ingin menginap, sesuai ketentuan dalam hadits muttafaqun’alaih berikut
الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ

Artinya: Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya. Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah SAW berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”

Semoga penjelasan adab bertamu dan menerima tamu sesuai sunnah dalam hadits Rasulullah SAW, dapat selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Red)

Sumber : detik.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here