Katakepri.com, Jakarta – Jihad yang paling utama bagi umat Islam adalah menyampaikan kebenaran pada penguasa zalim. Pernyataan ini telah disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya yang diceritakan Abu Sa’id Al Khudri,
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Artinya: “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR Abu Daud).
Dikutip dari Fiqih Jihad karya Yusuf Qardhawi, Nabi SAW pernah menceritakan perjuangan melawan penguasa zalim. Perjuangan ini dilakukan Hamzah bin Abdul Muthallib yang disebut sebagai penghulu syuhada,
سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَرَجُلٌ قَالَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ
Artinya: “Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan orang yang melawan penguasa kejam, ia melarang dan memerintah, namun akhirnya ia mati terbunuh.” (HR Ath Thabarani).
Dalam buku tersebut ulama Yusuf Qardhawi menjelaskan, Rasulullah SAW tak bermaksud membuat umatnya takut. Nabi SAW justru memberi semangat supaya umat Islam bisa menyampaikan kebenaran, sehingga masyarakat bisa merasakan dampak positifnya.
Artinya, jihad yang paling utama bagi umat Islam sesungguhnya tidak mudah. Dikutip dari tulisan Memahami Jihad dalam Perspektif Islam (Upaya Menangkal Tuduhan Terorisme), jihad memang tidak mudah dan hanya sebatas fisik.
“Pada dasarnya arti kata jihad adalah berjuang atau berusaha dengan keras, namun bukan harus berarti perang dalam makna fisik. Jika hanya mengartikan sebagai perang fisik akan sangat berbahaya, sebab mudah dimanfaatkan dan rentan fitnah,” tulis Amri Rahman dari Universitas Negeri Makassar dalam jurnal tersebut.
Hal serupa dinyatakan Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat yang menjelaskan, jihad mengandung arti kemampuan. Jihad menuntut sang mujahid mengeluarkan semua daya dan kemampuan terbaiknya.
“Karena itu jihad adalah pengorbanan, dan dengan demikian sang mujahid tidak menuntut atau mengambil tetapi memberi semua yang dimilikinya. Ketika memberi, dia tidak berhenti sebelum tujuannya tercapai atau yang dimilikinya habis,” tulis Quraish Shihab.
Dengan penjelasan ini, semoga umat Islam tak lagi salah mengartikan jihad yang paling utama bagi umat Islam. Dan semoga kita semua selalu dalam perlindungan Allah SWT. (Red)
Sumber : detik.com