Katakepri.com, Tanjungpinang – Hari Pamong Praja 2021 yang jatuh pada Rabu 08 September 2021 kemarin dijadikan momentum bagi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Kepri untuk mawas diri.
Hal ini tidak terlepas dari penilaian buruk masyarakat terhadap kinerja Satpol PP belakangan ini yang dilatarbelakangi tingkah arogan segelintir oknum Satpol PP diluar sana.
“Sesuai intruksi, hari Pamong Praja tahun 2021 ini kita mengangkat tema “Kesiap Siagaan Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Dalam Rangka Penanganan Covid 19”.
Dimana, hari jadi ini dijadikan momentum kita mengevaluasi diri untuk lebih meningkatkan komitmen dalam memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat khususnya pada masa pandemi Covid 19 ini,” ucap Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Provinsi Kepri, Hendrija, Jumat (10/09).
Bagi Hendrija momentum hari jadi Satpol PP ini merupakan momen yang pas untuk kembali mengingatkan para anggota agar dapat memberikan pelayanan dan perlindungan dengan cara yang humanis kepada masyarakat.
“Kita meminta kepada anggota untuk tetap memberikan pelayanan dan perlindungan dengan cara yang humanis, tidak perlu arogan, gagah-gagahan serta merasa hebat. Kita juga meminta anggota untuk menghindari perdebatan-perdebatan,” kata Hendrija.
“Bagi saya Inilah momentum yang pas untuk mengevaluasi diri karena belakangan Satpol PP menjadi sorotan dan bahkan menjadi bahan olok-olok masyarakat karena ulah tingkah segelintir oknum Satpol PP yang arogan kepada masyarakat,” lanjutnya.
Meski begitu Hendrija merasa senang dan bersyukur karena sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat terkait tingkah arogansi anggotanya saat menjalankan tugas dilapangan.
Meskipun tak jarang ia mendengar langsung komentar masyarakat tentang kinerja Satpol PP yang tekesan malas-malasan saat menjalankan tugas.
“Kalau masyarakat melihat ada anggota kita yang model-model gitu kita tidak munafik, itu memang ada, tapi tidak semua. Bagi kami masukan masyarakat dimomen ini sangat berharga walaupun dari sisi negatifnya. Kami, mensyukuri kritikan itu sebagai bahan evaluasi, mudah-mudahan kedepan jadi lebih bagus,” harapnya.
Dari penilaian Hendrija, kinerja anggota yang selama ini dimata publik terkesan malas-malasan itu disebabkan karena beberapa faktor. Diantaranya, jumlah personel yang minim serta sarana prasarana pendukung yang kurang memadai.
“Secara kwantitas personel Satpol PP Provinsi Kepri belum pada tahap yang sesuai karena jumlahnya sampai saat ini baru 220 orang. Jumlah tersebut sudah dengan PNS, PTT dan THL nya, sementara iedealnya itu dikisaran 400 orang,” kata dia.
Sementara dari sergi sarana prasarana penunjang kinerja Satpol PP Provinsi Kepri baginya memang sangat amat kurang memadai, terutama pada armada kendaraan patroli. Bahkan, ia merasa tidak berwibawa ketika menjalankan tugas bersama Instansi lainnya.
“Punya armada kendaraan sudah tua-tua semua. Jangankan bergerak maksimal, bekendara saja pun kami dan anggota was-was, belum lagi saat menjalankan tugas bersama Instansi lainnya seprti TNI-Polri, belum apa-apa kita sudah minder dulu,” ucap Hendrija.
Selama dua tahun bertugas di Satpol PP sebagai Kabid Trantib, Hendirja sudah berusaha mengusulkan penambahan sarana prasarana penunjang tersebut. Namun sayangnya hingga kini belum juga terealisasi.
“Untuk itu kita juga berharap dengan momentum hari jadi Satpol PP ini mudah-mudahan kedepan Satpol PP Provinsi Kepri dibekali sarana prasarana pendukung yang memadai,” pungkasnya. (Angga)