Katakepri.com, Bintan – Sungguh miris pemandangan di Pelabuhan Roro Tanjung Uban, Kabupaten Bintan pada Rabu (30/06) siang semalam.
Tanpa pengawasan yang ketat dari petugas, para penumpang kapal Roro tujuan Tanjung Uban – Punggur bak semut yang sedang mengerumuni gula.
Tidak ada tindakan atau teguran yang dilakukan petugas di lokasi saat itu.
Padahal, kita ketahui jika dibiarkan, kerumunan tersebut akan memicu bahkan pemperparah kondisi Kabupaten Bintan saat ini, yang kabarnya masuk dalam salah satu wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak se-Provinsi Kepulauan Riau dan se-Indonesia.
Perharinya lebih dari satu orang penduduk di Kabupaten Bintan terpapar virus mematikan itu.
Sampai-sampai Pemkab Bintan kabarnya mendirikan sejumlah tenda isolasi di depan RSUD Kijang untuk menampung banyaknya pasien yang terpapar Covid-19.
Menyangkut hal itu, Supervisi PT. ASDP Pelabuhan Roro Tanjung Uban, Muhammad, ketika dikonfirmasi beralasan jika kerumunan itu terjadi lantaran salah satu alat GeNose sedang diservice.
“Kejadian ini bersifat insidentil karena kami sebelumnya tidak tau, tidak ada konfirmasi dari mereka penyedia jasa GeNose,” ucapnya.
“Kami tau ada salah satu alat GeNose yang diservice di Batam baru saja setelah banyaknya kerumunan disitu,” jelasnya lagi.
Muhammad sangat menyayangkan sikap penyedia jasa GeNose yang terkesan lambat memberitahukan permasalahan itu kepadanya selaku penanggung jawab di pelabuhan tersebut.
“Sama sekali tidak ada konfirmasi, seharusnya sehari sebelumnya dikasih tau bahwa alat akan diservice, jadi kita yang punya tempat bisa cepat mengantisipasinya,” sebutnya.
Mengenai kerumunan yang terjadi Muhammad sendiri mengaku sudah menegur penumpang serta mengkonfirmasi pihak Lab Farma.
Namun, menurutnya hal itu percuma lantaran mereka yang ditempatkan disini merupakan anak-anak magang yang susah untuk dikasih tau.
“Kita sudah memberitahukan juga kepada mereka, dan penumpang agar tidak berkerumun. Namun tetap saja, mengingat hari ini selain jadwal keberangkatan ke Batam ada juga kapal Roro yang ke Matak, makanya sedikit ramai,” sebutnya.
Sementara itu, untuk fasilitas seperti ruang tunggu lengkap dengan kursi tunggu GeNose, Muhammad, mengaku sudah mengajukannya. Namun memang hingga kini belum terealisasi.
“Kita sudah mengajukan 20 sampai 30 kursi untuk penumpang yang menunggu hasil GeNose supaya teratur namun hingga kini belum terealisasi,” pungkasnya. (Angga)