Katakepri.com, Tanjungpinang – Pandemi Covid-19 masih menghantui masyarakat Indonesia termasuk Kepulauan Riau (Kepri). Naiknya angka Covid -19 di Kepri beberapa pekan terakhir ini bak momok bagi semua kalangan masyarakat.
Sama seperti masyarakat pada umumnya, para petugas medis di Kepri pun merasakan hal yang sama. Mereka harus menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik namun disisi lain mereka juga kerap dibayang-bayangi virus mematikan itu dan berupaya menghindarinya dengan meminimalisir interaksi bersama pasien.
Core-ID spo2, alat monitoring denyut jantung dan saturasi oksigen berbasis iot untuk medeteksi gejala Silent Hypoxia tanpa bersentuhan, mungkin bisa menjadi jawaban mereka saat ini.
Karya anak bangsa di Kepulauan Riau ini hadir pada Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021, di Hotel Aston Tanjungpinang, Selasa (15/06).
Alat yang tampak sederhana ini dibuat oleh Holanda, Mahasiswa dari Fakultas Teknik (FT) di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang berkolaborasi dengan Badan Latihan Kerja (BLK) Provinsi Kepri.
Yang mendasari pembuatan alat ini ialah
untuk meminimalisir interaksi pasien dan petugas medis pada situasi dan kondisi saat ini.
“Dengan alat berbasis internet yang menampilkan hasil secara real time ini perawat tidak perlu lagi datang setiap saat mengecek kondisi pasien. Mereka hanya tinggal menunggu hasilnya diruangan,” kata Holanda.
Core-ID spo2 sendiri, masih baru, belum diuji secara langsung oleh tim penguji Kemenkes karena baru saja dibuat pada bulan Maret 2021 kemarin.
“Kami masih harus sadari, kami masih baru pengembangan alfa, masih perlu banyak uji-uji dan kalibrasi (proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standart tolak ukur) oleh badan kalibrasi untuk fasilitas kesehatan, Kemenkes.
Nah, kami saat ini sedang menunggu tim mereka datang untuk melakukan kalibrasi. Kalau memang alat ini cocok dan memenuhi syarat nantinya akan kita gunakan benar-benar pada pasien,” sebutnya.
Disamping untuk meminimalisir interaksi, alat ini juga dibuat sebagai alternatif bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kepulauan Riau mengingat alat pemantau seperti ini jumlahnya sangat sedikit.
“Kalau kita mau beli pun tentu memakan anggaran yang cukup besar. Nah, dengan adanya alat ini tentu anggaran yang kecilpun bisa untuk mengisi kekosongan itu karena alat ini merupakan karya anak bangsa,” sebutnya.
Jika kalibrasi yang dilakukan oleh Kemenkes terhadap Core-ID spo2 tersebut nantinya lulus dan disetujui, Holanda siap untuk memproduksinya secara massal.
“Tentu kami siap sekali kita akan meminta dukungan pemerintah dan lainnya, karena alat ini bisa dikerjakan oleh anak-anak SMK juga ,” ucapnya.
Holanda sendiri optimis dapat memenangkan Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Kepulauan Riau ini.
“Kita harus optimis karena kita melihat disini ada revolusi industri 4.0 karena disini kami menggunakan internet of things itu yang saat ini sedang digadang-gadang Presiden,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Marlin Agustina, Selasa (15/06) membuka secara langsung Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Kepulauan Riau di Hotel Aston, Tanjungpinang
Tujuh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau, kecuali Anambas mengirim pesertanya masing-masing untuk bertanding pada perlombaan tersebut. (Angga)