Katakepri.com, Tanjungpinang – Wali santri berbondong-bondong mendatangi Pondok Pesantren Al-Kautsar yang berada di Jl Sidomulyo RT 02 RW 13, Kelurahan Batu IX, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang pagi ini, Senin (14/06).
Diketahui maksud dan tujuan kedatangan mereka pagi itu ke pesantren untuk meminta keterangan terkait informasi yang beredar dimasyarakat baru-baru ini yang menyebut salah seorang santri wati di Pondok Pesantren Al-Kautsar terpapar Covid-19.
“Kami datang untuk mengecek kebenaran informasi adanya santri yang terpapar Covid-19 kepada pihak pesantren dalam hal ini Direktur Pesantren Al-Kautsar, Pak Muhammad Supeno,” ucap Rahman salah seorang wali santri.
Akan informasi ini, Rahman dan beberapa wali santri lainya merasa was-was dengan keadaan anaknya didalam pesantren tersebut. Ditambah, ada kabar yang menyebutkan bahwa salah seorang santri wati yang terpapar Covid-19 itu diisolasi di dalam pesantren.
“Kami sangat khawatir dengan kondisi anak kami karena informasi yang kami dapat anak yang positif itu masih di pesantren, diisolasi disana,” ucapnya.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di pesantren tersebut, Rahman, menyarankan Direktur pesantren untuk segera menempatkan anak tersebut di rumah singgah RSUD Raja Ahmad Tabib guna diisolasi.
“Menurut kami bagusnya anak tersebut diisolasi di tempat isolasi Covid-19 yang disediakan pemerintah saja karena tidak ada yang menjamin anak itu tidak berinteraksi dengan anak-anak lainnya disana,” ucapnya.
Rahman sendiri sudah tidak sabar dan ingin segera membawa kembali anaknya pulang ke rumah.
“Kami khawatir, kami ingin kalau bisa membawa anak kami pulang saja,” gumam Rahman.
Sebagai saran, Rahman berharap pihak pesantren lebih memperketat Protokol Kesehatan (Prokes) dan pengawasan terhadap para santri-santri dan tamu yang datang ke pesantren agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Saya mewakili wali murid berharap kalau bisa pihak pesantren lebih memperketat prokes terhadap tamu dan wali santri yang datang menjenguk maupun yang mengantar barang. Selain itu, kami juga meminta pihak pesantren untuk lebih memperketat pengawasan terhadap santri karena bisa saja mereka keluar masuk tanpa sepengetahuan pihak pesantren,” tandasnya. (Angga)