Katakepri.com, Tanjungpinang – Said Ahmad Syukri Wakil Ketua DPD Perkumpulan Anak Tempatan (Perpat) Tanjungpinang meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang dalam hal ini Bidang Sejarah dan Cagar Budaya untuk memperhatikan salah satu situs sejarah yang ada di Pulau Penyengat.
Situs sejarah yang dimaksud adalah Benteng Bukit Penggawa yang berada ditengah-tengah Pulau Penyengat yang dinilainya kurang diperhatikan selama ini.
“Daerah itu tidak pernah sama sekali diperhatikan. Harusnya dikembangkan untuk destinasi wisata agar warga bisa menikmati indahnya benteng yang menghadap laut Tanjungpinang itu,” ucapnya.
Menurut penilaian Said sendiri, benteng yang menjadi tempat pertahanan salah satu kerajaan melayu pada masanya itu kini kondisinya begitu memprihatinkan karena hampir semuanya dipenuhi dengan lumut dan semak belukar.
“Kita sebagai anak Melayu dalam hal ini anak Tanjungpinang prihatin karena selama ini tidak pernah ada pembersihan pada area lokasi bersejarah itu,” ucapnya.
Said, yang juga anak asli Penyengat itu sangat menyayangkan sikap dinas terkait akan benteng tersebut. Dimana, hanya papan plangnya saja yang berdiri kokoh sementara situs sejarahnya sendiri tidak pernah dipehatikan dan dibersihkan.
“Papan plangnya saja yang ada tetapi perawatan dan lain-lain tidak pernah dilakukan. Ini sungguh sangat disayangkan sekali,” sebutnya.
Said dalam hal ini merasa kecewa dan mempertanyakan peran Disbudpar dalam hal ini Bidang Sejarah dan Cagar Budaya dalam menjaga dan melestarikan area situs sejarah tersebut.
“Akan hal ini saya sebagai Wakil Ketua DPD Perkumpulan Anak Tempatan (Perpat) Tanjungpinang yang juga anak Penyengat sangat kecewa kepada Dinas terkait dalam hal ini Kapala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Pak Wimmy Hidayat,” ucap Said.
Untuk itu Said meminta Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya untuk segera memperhatikan serta merealisasikan permintaan masyarakat dengan membersihkan benteng tersebut serta membuatnya menjadi objek wisata.
“Hal ini karena selama ini orang-orang taunya di Penyengat itu hanya bukit kursi, sementara ada bukit yang merupakan bagian dari benteng pertahanan yang tidak pernah muncul dipermukaan karena tidak pernah diperhatikan dan dibersihkan,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan awak media ini belum bisa menghubungi dan menjumpai Dinas terkait baik itu Kepala Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang maupun Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya. (Angga)