Katakepri.com, Jakarta – Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto mengungkapkan titik balik perekonomian mulai terlihat dari meningkatnya sejumlah indikator. Ia mengatakan memasuki triwulan-II 2021, tren pertumbuhan ekonomi menunjukkan arah pemulihan yang konsisten.
“Perlu diingat, bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak multidimensi pada sisi kesehatan, sosial, perekonomian, dan sektor keuangan. Dengan demikian, berbagai kebijakan extraordinary dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat dari dampak pandemi COVID-19,” kata Dito dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).
“Meskipun pembiayaan dan defisit APBN saat ini harus dilakukan namun masih dalam kondisi yang terukur dan tetap dijaga keberlanjutannya,” lanjutnya.
Dito mengatakan tidak betul bila ada pendapat yang menyatakan tentang pembangunan yang tidak maju dan meningkatnya besaran utang pemerintah. Menurutnya hal itu perlu dilihat secara terukur kompleksitas dari kondisi saat ini untuk dikaitkan dengan hal tersebut.
Menurutnya di tahun 2020, pelebaran defisit dilakukan tujuannya untuk merespons dampak COVID-19, baik melalui belanja Pemerintah dan Program PEN yang terealisasi sebesar Rp 571,88 T.
Presiden Joko Widodo kembali melanjutkan di tahun 2021 lewat program PEN sebesar Rp 699,43 T. Manfaat dari kebijakan ini dapat langsung memberikan dampak kepada masyarakat dan sektor usaha di masa pandemi.
“Presiden Joko Widodo sangat responsif dalam menghadapi pandemi. Hal ini dibuktikan melalui kebijakan seperti intervensi di bidang kesehatan untuk program vaksinasi, Program Perlindungan Sosial yang membantu daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi, kebijakan klaster dukungan UMKM dan korporasi membuat mayoritas penerima kebijakan bertahan selama pandemi, dan dukungan lainnya,” tegas Dito.
Terkait isu meningkatnya utang negara, Dito menegaskan kebijakan pemulihan ekonomi dan program PEN yang telah dan masih dilakukan saat ini terbukti dapat mendorong perbaikan kesejahteraan di masyarakat di masa pandemi.
Ia memaparkan tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2020 7,07% dan Februari 2021 mampu turun ke level 6,26%. Pemulihan ekonomi juga telah berhasil menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu September 2020 hingga Februari 2021.
Dito juga mengingatkan di masa pandemi ini untuk senantiasa fokus bekerja bersama-sama mensukseskan pengentasan pandemi COVID-19 melalui berbagai upaya. Selain program vaksinasi, optimisme juga perlu untuk segera dibangun.
“Kita rumuskan dan diskusikan kebijakan-kebijakan apa ke depan untuk menjaga target-target perekonomian dan pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya. (Red)
Sumber : detik.com