Katakepri.com, Ankara – Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, menyatakan pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid tidak akan menghilangkan identitasnya. Tempat tersebut dikatakan akan selalu menjadi warisan sejarah dunia.
“Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak menghalangi wisatawan lokal atau asing mengunjungi situs ini. Jadi kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan,” kata Kalin dikutip dari Anadolu Agency.
Membuka Hagia Sophia untuk beribadah merupakan langkah pemerintahan Turki. Kalin menyatakan meski diubah menjadi masjid, tempat yang berada di Istanbul ini tidak akan menghalangi orang-orang untuk mengunjunginya.
Kalin menegaskan sejarah Hagia Sophia dimulai pada abad keenam sebagai sebuah gereja, berlanjut sebagai masjid, dan kemudian sebagai museum. Status Hagia Sophia menjadi museum adalah status yang paling jauh dari tiga identitas bangunan ikonik.
Membuka kembali Hagia Sophia untuk tempat beribadah ini menempatkan posisinya, seperti masjid-masjid lain di Turki yang bisa didatangi oleh pengunjung. “Semua masjid utama kami, seperti Blue Mosque, Masjid Fatih, dan Suleymaniye, mereka terbuka untuk pengunjung dan jamaah,” kata Kalin.
Dia pun menegaskan, pemerintah Turki masih akan melestarikan ikon-ikon Kristen di tempat tersebut. Upaya ini dilakukan sama seperti nenek moyang memelihara semua nilai-nilai Kristen, kata Kalin.
Kalin mencontohkan dengan Katedral Notre Dame yang ikonis di Prancis dan Basilika Sacre-Coeur. Gereja-gereja terkenal di dunia itu terbuka baik untuk turis maupun yang ingin beribadah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, sedikitnya 400 gereja dan sinagog secara aktif terbuka untuk doa di Turki. “Komunitas non-Muslim telah menjadi bagian dari Turki selama berabad-abad dan tidak ada tekanan terhadap minoritas di Turki,” katanya. (Red)
Sumber : republika.co.id