Katakepri.com, Batam – Wali Kota Batam Muhammad Rudi meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam menerima keinginan masyarakat menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
“Saya perintahkan bagi yang mau masuk ke sekolah negeri terima saja,” kata Rudi saat pertemuan dengan wali calon murid tingkat SMP Batam Kota di SMP Negeri 42 Batam Kota, Rabu (8/7).
Menurut dia, akan ditempatkan di sekolah negeri yang mana, akan diatur lebih lanjut oleh Disdik Batam dengan pihak sekolah. “Tak udah khawatir lagi, kalau saya katakan selesai. Saya harus sampaikan, pendidikan anak-anak kita ini harus diperjuangkan. Karena ingin di negeri, ayo kita atur,” ajak dia.
Di Batam Kota, ia menyepakati menambah rombel pada beberapa sekolah dan menambah daya tampung perkelas. Ia menyadari imbas keputusan ini terkait tersedianya tenaga guru, pihaknya juga akan membicarakan hal ini.
“Saya izinkan dari 36 menjadi 40 perkelas. Tiap sekolah (yang perlu) tambah satu rombel,” ucap Rudi.
Rudi mengaku kerap mendengar keluhan tidak selesainya persoalan PPDB. Menurut dia, hal pertama adalah lahan yang terbatas lalu ada juga sekolah yang kontruksi awal satu lantai bukan tiga lantai sehingga tidak bisa ditambah tingkat bangunan jika tak lagi memiliki lahan.
“Kalau ada lahan kiri kanan selesai, tapi ini sudah habis. Ada yang bertanya, kan saya kepala BP Batam, tapi lahan sudah ada yang mendapat alokasi. Artinya tak ada lahan maka cari lahan kosong, kalau tak ada perusahaan (mendapat alokasi) tapi tak bangun kita minta lahannya,” katanya.
Selain itu keberadaan sekolah swasta juga menjadi pertimbangan tersendiri oleh Pemko Batam. “Kalau ke negeri semua bagaimana dengan mereka juga,” ujar dia.
Ia menjelaskan, penyelenggaraan pemerintahan tidak hanya pendidikan. Dalam konteks ini pemerintah juga memperhatikan sektor lain, termasuk ekonomi.
“Bapak ibu pilih dahulukan pendidikan atau ekonomi,” pertanyaan Rudi mendapat sambutan dari warga dengan memilih keduanya dilakukan bersamaan dan Rudi menyepakati hal tersebut.
“Untuk itu tidak bisa sekaligus (per sektor). Kita akan lakukan bersamaan, makanya penyelesaian bertahap,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam Hendri Arulan menyampaikan usul penambahan rombel di Batam Kota secara langsung kepada Walikota di depan wali calon murid pada pertemuan di SMPN 42 Batam.
“”SMPN 42 kami mohon dari 6 rombel jadi 7 rombel. SMPN 52 dari 6 rombel menjadi 7 rombel begitupun SMP N 28 juga begitu. Sedangkan SMP 10 dari 9 rombel menjadi 10 rombel. Untuk bapak ibu, yang anaknya sudah terima di sekolah pilihan kedua silahkan kami harapkan lanjut, sekolah negeri sama saja,” katanya.
Ia merinci, ada delapan sekolah yakni SMPN 31 di Anggrek Sari, SMPN 42 di Bida Asri 2, SMPN 43 di Legenda Malaka. SMPN 52 Botania, SMPN 28 di Taman Raya, SMPN 12 di Legenda Malaka. Sedangkan SMPN 10 dan SMPN 6 di Seipanas.
“Memang SMPN 42 salah satu yang termasuk banyak pendaftar, sementara daya tampung enam ruang yang jika perkelas 36 siswa hanya menampung 216 orang sedangkan yang daftar 426 orang,” ujarnya.
Seiring kebijakan walikota menambah rombel dan siswa perkelas, tentu yang tidak tertampung mulai berkurang. Jika masih ada, pihaknya akan mendistribusikan ke sekolah negeri terdekat.
Untuk penyelesaian persoalan PPDB tingkat SMP wilayah Sekupang, Hendri menyebutkan masalah pertama yakni membludaknya pendaftar di SMP 3 Batam, sementara SMP Negeri lain masih minus siswa seperti SMPN 20 di Tiban Koperasi dan SMPN 57 Batam di Patam Lestari.
“Kami bersepakat tadi, yang penting anak-anak tertampung di sekolah negeri. Kami akan atur dengan cara, yang masih tidak tertampung walau ada kebijakan tambah jumlah siswa akan didistribusikan ke sekolah negeri terdekat yang masih bisa menampung,” papar dia.
Ia menerangkan persoalan PPDB hampir sama yakni menumpuk di salah satu sekolah tertentu sementara sekolah lain masih membutuhkan murid. Untuk itu ia berharap warga tidak fokus pada satu sekolah tertentu.
“Yang jelas sesuai arahan pak wali, yang mau masuk ke sekolah negeri akan ditampung. Soal tambah rombel di Sekupang tidak ada, hanya tambah siswa dari 36 perkelas menjadi 40 orang. Kalau di Batam Kota, tambah rombel dan tambah siswa perkelas,” jelasnya. (Red*)