Katakepri.com, Tanjungpinang – Kharisma Ustadz Abdul Somad mampu mengumpulkan puluhan ribu jamaah pada momen tabligh akbar Pengajian bulanan Pemprov Kepri yang dilaksanakan di Masjid Nur Ilahi, Dompak, Tanjungpinang, Selasa (17/9) malam.
Meskipun acara tabligh akbar dilaksanakan setelah shalat isya, namun masyarakat sudah berduyun-duyun mendatangi masjid Nur Ilahi Dompak sejak sore. Seluruh parkir kendaraan disekitar masjid penuh. Sisanya diluar area masjid. Bahkan banyak sekali yang sampai memarkirkan kendaraannya di bibir jembatan I Dompak. Lalu menuju masjid dengan menaiki tangga.
Sekretaris Daerah Provinsi Kepri TS. Arif Fadillah yang hadir mewakili Plt. Gubernur Kepri H. Isdianto pada kesempatan ini mengatakan bahwa tabligh akbar merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Pemprov Kepri yang ke-17 tahun 2019 ini.
Plt. Gubernur, kata Sekda, tidak dapat hadir karena sedang di Jakarta guna menghadiri rapat bersama Presiden di Istana Negara.
“Alhamdulillah ditengah padatnya jadwal undangan yang luar biasa ustadz Abdul Somad masih meluangkan waktunya untuk hadir ditengah-tengah kita pada malam hari ini. Ini adalah bagian dari anugerah di hari jadi Kepulauan Riau yang ke-17 ini,” kata Arif Fafillah.
Sekda juga menjelaskan jika berbagai rangkaian kegiatan akan dilaksanakan dakam rangka peringatan hari jadi Kepri kali ini. Dia juga menegaskan jika Pemprov Kepri sangat berkomitment dalam mewujudkan Kepri menuju lebih baik kedepan.
“Dengan kebersamaan, kerja keras dan ikhlas. Kita semua harus terus bahu-membahu untuk menuju Kepri lebih baik lagi. Kepri dengan masyarakatnya yang cerdas, sejahtera dan berakhlak mulia,” kata Sekda.
Suasana didalam masjid tampak penuh dan sesak. Bahkan di bagian atas (lantai 2) hingga disemua sisi terasnya.
Tabligh akbar yang diberi tema Kajian Hadist bersama Ustadz Abdul Somad tersebut. Pada kesempatan ini UAS menyampaikan ceramahnya selalu tidak lari dengan isi alqur’an dan hadist.
UAS mengingatkan jamaah agar selalu memiliki rasa malu. Tujuannya agar rasa malu itu mampu membentengi diri disetiap akan melakukan yang bertebtangan dengan norma-norma agama.
“Malu itu bagian dari iman. Jika masih punya rasa malu, tandanya imannya masih ada. Tapi jika usia sudah tidak lagi muda, tapi masih suka memakai pakaian yang ketiaknya bisa dilihat banyak orang. Itu tandanya tak ada lagi rasa malunya,” kata UAS disambut tawa.
Dan masih banyak lagi topik-topik bahasan yang disampaikan UAS dalam kesempatan ini dengan gayanya yang khas dan menghibur. (Rede/Hum)