katakepri.com, Tanjungpinang – Besok, mengingatkan bangsa Indonesia kembali, terutama kalangan wanita di Provinsi Kepulauan Riau tentang perjuangan Raden Ajeng Kartini.
Para generasi muda dari berbagai organisasi kepemudaan biasanya memperingatkan Hari Kartini untuk membuka kembali rekaman sejarah pilu sang Kartini dalam mencerdaskan anak bangsa di kala negeri dijajah Belanda.
Paling tidak, kegiatan itu dapat merangsang semangat generasi muda, terutama para pemudi untuk berperan di segala bidang, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kepri, Misni.
Perempuan tidak ingin lebih mengambil peran dari laki-laki, melainkan cukup 30 persen dari jumlah laki-laki di seluruh kedudukkan.
Tetapi apa yang terjadi? Hari ini, peran perempuan di Kepri belum terlalu menonjol. Mereka seperti “kaku” di rumah, padahal memiliki potensi yang dapat membantu negeri ini tumbuh menjadi bangsa yang besar.
Data di Pemerintahan Kepri menunjukkan perempuan belum banyak duduk di pemerintahan. Apakah akan seperti ini selamanya?”Kami yakin dan percaya, kondisi ini akan berubah. Negara memberi peluang bagi kalangan perempuan untuk bangkit, perperan pada segala bidang,” tuturnya.
Bagi Misni, R.A Kartini merupakan sosok perempuan yang jauh lebih maju pada zamannya karena berani keluar dari kultur dan tradisi yang saat itu di junjungnya.
Kartini belajar dengan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang kemudian dengan ilmunya kartini mengajarkan kembali kepada wanita-wanita lainnya. “Kita memperingati hari kartini sebagai simbol kebangkitan peran wanita dalam pembangunan, di mana peran wanita tidak hanya dalam ranah domestik tapi sudah merambah ke ranah publik,” katanya.
Perempuan memiliki peran besar dalam kemajuan suatu bangsa, karena dari perempuan-perempuan cerdaslah akan lahir generasi yang cerdas pula.
“Oleh karena itu isu gender menjadi penting pada era kekinian,” ujarnya. (Red/Hum)