katakepri.com, Jakarta – Harga beras naik beberapa hari terakhir. Di Pasar Induk Cipinang, harga beras medium tembus Rp 12.000/kg, padahal harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450/kg.
Sedangkan beras premium Rp 13.000/kg, naik dari HET Rp 12.800/kg. Situasi ini berimbas ke pedagang warung nasi.
Mereka memilih menaikkan harga dan mengurangi porsi makanan sejak dua minggu lalu. Ini disampaikan salah satu pedagang warung nasi uduk, lontong dan soto di Kawasan belakang Jalan MH Thamrin, Haryati.
Haryati biasanya menjual lontong kari Rp 8.000/porsi. Namun, setelah beras naik, harga seporsi lontong kari naik Rp 2.000, jadiRp 10.000/porsi.
Pedagang warung nasi naikkan harga Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Sementara nasi uduk yang biasa dijual Rp 10.000/porsi, juga naik Rp 2.000, jadi Rp 12.000. Sementara soto ayam, yang dijual Rp 15.000/porsi, hanya dikurangi Haryati porsi nasi.
“Buat yang beras medium masing masing 5 liter itu buat nasi uduk dan soto. Kalau buat lontong beli yang di bawah medium,” kata dia di warungnya, Jumat (12/1/2018).
Haryati mengungkapkan kenaikan harga beras sudah dirasakan sejak Desember lalu. Secara bertahap harga beras mulai naik dan membuatnya harus menaikkan harga per porsi dari nasi jualannya. Selain harus menerima keluhan akibat naiknya harga makanan dari para pembeli, Haryati juga mengeluh kalau kualitas beras medium tidak sebagus dulu.
“Dulu itu yang medium putih bersih, sekarang mah agak kuning,” kata dia.
Pedagang warung nasi naikkan harga Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Sementara itu, ada pula pemilik warung nasi khas sunda di kawasan Jalan MH Thamrin Ella. Dirinya mengungkapkan setelah adanya kenaikan haga beras jenis medium, dirinya beralih ke kelas di bawah medium.
Ella mengaku tidak berani membeli beras seharga Rp 12.000/kg karena mahal. Selain itu, memilih mengurangi porsi ketimbang menaikkan harga karena khawatir ditinggal pembeli.
“Masih tetep satu hari lima liter, karena kan memang harus dibeli, beras yang dulu yang tadinya Rp 8.500/liter sekarang dijual 10.000/liter. Kalau yang medium itu yang dulu Rp 10.000 jadi Rp 12.000 enggak beli, soalnya kan yang lain mahal semua telur mahal, ayam mahal, cabai mahal,” kata dia.
Sebagai informasi untuk mengatasi kenaikan harga beras, pemerintah mengumumkan impor beras khusus 500 ribu ton dari Thailand dan Vietnam akhir bulan ini. Beras ini tidak ditanam di Indonesia dan hanya biasanya untuk hotel, restoran, dan katering. Beras ini diimpor untuk memperkuat cadangan di gudang Bulog. (Red)
Sumber : detik.com