katakepri.com, London – Kisah Lizzie Carr dimulai saat ia baru saja pulang dari perjalanan keliling dunia lima tahun lalu. Saat itu ia menemukan benjolan kecil di tenggorokannya, yang belakangan diketahui sebagai kanker.
Setelah diperiksakan, benjolan itu ternyata adalah kanker tiroid stadium dua. Ironisnya, tim dokter tidak bisa menjamin kesembuhannya.
“Saya bahkan sempat tak mempercayainya karena tak ada gejala fisik sama sekali yang ada di diri saya,” tuturnya seperti dilaporkan Daily Mail.
Namun lama-kelamaan Lizzie mulai menerima suratan takdirnya. Dan sejak itu pulalah ia menguatkan tekad untuk menikmati sisa-sisa umurnya dengan sebaik mungkin.
Begitu pengobatan radioterapi rampung dilakukan, Lizzie sempat tak tahu harus berbuat apa karena ia telah meninggalkan pekerjaannya yang lama. Kemudian ia mencoba olahraga paddle board.
Awalnya olahraga ini dipilih Lizzie hanya untuk mengembalikan kebugaran dan kekuatan tubuhnya. “Tak tahunya olahraga ini berdampak sangat besar bagi mental saya. Saya pun langsung memutuskan bergabung dengan klub pecinta paddle board,” tandasnya.
Tak hanya menggemari paddle board, Lizzie juga menunjukkan semangat barunya sebagai pecinta lingkungan.
Pengalamannya berjibaku melawan kanker mengubah pandangan hidupnya. Ia menjadi lebih optimis dan melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. (Foto: Facebook/Lizzie Outside) Foto: Facebook/Lizzie Outside
|
Dari situ kemudian muncul keinginan dari wanita yang kini berusia 30 tahun itu untuk menyusuri Selat Inggris (English Channel) yang memiliki panjang 560 km.
Hal ini ia lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan adanya sampah plastik di hampir semua perairan di Inggris. Kampanyenya itu ia beri tajuk #PlasticPatrol.
Diakui Lizzie, tantangan ini tidak mudah sebab membutuhkan stamina yang tinggi, khususnya untuk menghadapi cuaca yang tak menentu. “Gelombangnya juga cukup tinggi, apalagi saya melawan arah angin,” tambahnya.
Untungnya, ia sudah mempersiapkan diri dengan banyak melatih fisiknya di gym. “Untuk bisa menyusurinya dibutuhkan total waktu 7,5 jam dan sepanjang jalan saya mengumpulkan sampel air sungai untuk dianalisis seberapa besar dampak yang dirasakannya karena sampah plastik,” katanya.
“Saya bersyukur sudah pernah hampir dihadapkan pada kanker dan kematian. Kondisi ini memberi saya keberanian untuk melakukan sesuatu dengan sepenuh hati,” tutupnya.
Bahkan tak hanya di Inggris, kampanye yang dilakukan Lizzie juga melebar hingga ke wilayah lain seperti Barbados dan Kepulauan Karibia. Lizzie pun didapuk sebagai wanita pertama yang berhasil menyusuri Selat Inggris seorang diri. (Red)
Sumber : detik.com