katakepri.com, Jakarta – Sejumlah bank mencatatkan penurunan atau tidak adanya penambahan jumlah pegawai atau karyawan dari periode September 2016 ke September 2017. Teknologi disebut-sebut menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah pegawai itu.
Menanggapi hal tersebut Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti menjelaskan dengan adanya pemanfaatan teknologi akan berpengaruh ke jumlah pegawai.
“Berkurang belum tentu ya, bisa saja pegawainya ditempatkan di bagian lain,” Destry usai acara UOB Indonesia’s Economic Outlook 2018, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aslan Lubis menjelaskan derasnya arus teknologi memang tidak bisa dilawan, tapi harus diikuti dan disesuaikan.
Menurut dia, teknologi juga akan menyebabkan adanya peralihan tenaga kerja. Hal ini karena, nasabah yang biasanya bertransaksi melalui teller akan bergeser ke mesin setor tunai atau cash deposit machine (CDM).
Karena itu bank dinilai harus mengantisipasi hal ini dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti lebih sering memberikan pelatihan.
“Untuk antisipasi bank harus tingkatkan penguatan SDM. Meskipun ada kegiatan tertentu di bank yang tidak bisa digantikan oleh mesin, misalnya untuk nasabah prioritas kan tidak mungkin dilayani mesin, harus manusia langsung,” jelas dia.
Dengan teknologi, bank mau tidak mau harus menerima. Contoh dengan hadirnya fintech yang rajin memberikan peer to peer lending kepada segmen tertentu.
Menurut dia, peer to peer lending memang tidak terlalu besar pemberian kreditnya, namun bank juga harus memiliki strategi untuk bertahan.
“Bank harus memiliki target ke market, segmen mana yang akan dibidik lalu digarap. Kalau fintech kan yang kecil-kecil bank harus fokus pada segmennya,” jelas dia.
“Kondisi ini memaksa bank untuk memanfaatkan teknologi seperti yang kita kenal dengan digital banking, kan lebih mudah dan cepat tanpa harus ke kantor,” kata Aslan kepada detikFinance.
Dia menjelaskan masyarakat yang sudah melek teknologi kini kurang melirik lagi kantor cabang sebagai tempat transaksi. Nasabah melakukan setoran tunai di mesin cash deposit machine (CDM) ketimbang antre di teller kantor cabang.
Transaksi menggunakan internet dan mobile banking. Apalagi financial technology (fintech) yang sudah mulai ‘merebut’ pasar perbankan dengan inovasi yang sangat baik.
Sehingga membuat kantor cabang semakin sepi, kurang berkontribusi. Karena kurangnya kontribusi maka bank menutup beberapa kantor cabang khususnya cabang pembantu dan mengalihkan layanan ke kantor lain.
“Otomatis pengurangan jaringan kantor akan mendorong bank melakukan rasionalisasi jumlah pegawai,” ujarnya. (Red)