katakepri.com, Batam – Sempena Ulang Tahun Radio Batam FM yang ke-22 tahun, Jumat (10/11) digelar dialog antara Wali Kota Batam, Muhammad Rudi bersama Ketua Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo. Dalam dialog interaktif itu banyak hal yang dibahas mulai dari pengembangan Kota Batam sebagai kota pariwisata, Batam bersatu untuk maju dalam 2 tahun pertumbuhan ekonomi 7 persen (BBM 27) hingga revisi Perka No.10 Tahun 2017. Adapun tema ulang tahun Batam FM “Batam Bersatu Untuk Menjadi Nomor Satu”.
Sebagai orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Wali Kota mengatakan bahwa dari awal dilantik sebagai Wali Kota Batam, sudah mengenal Lukita, sebelumnya sebagai tim yang terlibat dalam pengembangan Batam. Dari awal sudah memiliki tujuan dan pemikiran yang sama bagaimana Batam harus lebih baik. Jika melihat di lapangan, saat ini banyak yang sudah dibenahi. Khusus untuk jalan, itu merupakan salah satu faktor pendukung untuk menarik orang datang ke Batam.
“Kalau kita berkunjung ke satu daerah pasti kondisi jalan yang ditanya. Jika jalan bagus, pasti investor akan datang. Pembangunan jalan ini salah satu program RPJMD saya dan tidak boleh berhenti. Harus fokus biar selesai,” kata Wali kota menegaskan.
Senada dengan Wali Kota, Lukita mengatakan meski sebagai orang yang baru ke Batam, namun dari perkenalan awal ia sudah memiliki satu konsep, satu ide yang sama tentang bagaimana membangun Batam. Datang ke Batam, ditugaskan oleh Dewan Kawasan (DK), maka untuk membangun Batam Lukita berkomitmen akan kompak karena sudah satu visi dan pemikiran sesuai amanat DK. Tugas lain dari DK menurutnya adalah mengembalikan pertumbuhan ekonomi Batam 2 tahun 7 persen.
“Dua tahun tujuh persen bukan angka yang mudah tapi tidak juga angka yang sulit. Kami di BP Batam, bersama dengan stake holder, Kadin, REI dan masyarakat luas meyakini bahwa mengembalikan perekonomian Batam 7 persen dalam 2 tahun tidak sulit jika bersama-sama sebelum dua tahun itu sudah tercapai,” jelasnya lagi.
Lukita mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian Batam selalu di atas rata-rata nasional. Potensi Batam sangat luar biasa, cantik dan seksi. Cantik, karena pemandangannya yang indah. Seksi itu Karena lokasi tiada duanya di Indonesia. Letaknya strategis sekali di Selat Malaka dilalui perkapalan dunia.
Dengan potensi yang ada di Batam menurutnya minat pelaku usaha sangat tinggi untuk berinvestasi, namun tertahan karena kondisi di Batam diiringi dengan kondisi global. Saat ini yang penting adalah kekompakan BP Batam dan Pemko Batam. Bagaimana menciptakan kenyamanan, aman dan adanya kepastian hukum.
Terkait kepastian hukum, BP Batam akan membuat kebijakan dan regulasi untuk menciptakan investasi yang nyaman. Bagaimana pelayanan cepat, jelas dan murah. “Ini yang diharapkan oleh pelaku usaha. Dari segi Pemko Batam, harus didukung dengan srapa prasarana yang memadai. Membenahi pelabuhan dan bandara. Jika sudah begini saya yakin bisa mengembalikan ekonomi Batam 7 persen dulu, seperti dulu di awal pembangunan Batam,” katanya yakin.
Mengenai Perka lahan ditegaskan Lukita akan direvisi. Karena kepastian hukum ini bagi investor sangat utama. Perubahan-perubahan menurutnya diperlukan oleh investor, namun harus dikomunikasikan terlebih dahulu. Dan regulasi yang diperlukan oleh investor harus jangka panjang. Komunikasi dilakukan untuk mengetahui apa yang sesuai bagi pelaku usaha agar bisa satu visi dengan pemerintah.
“Untuk revisi Perka harus bertemu dengan stake holder, masalah lahan kita ketemu dengan REI, APINDO dan Kadin. Apa yang menjadi masukan akan kami olah dan di share kembali dengan pelaku. Jika sudah maka akan difinalkan menjadi Perka Baru. Jika sudah disahkan maka perlu disosialisasikan tapi proses ini harus melibatkan stake holder,” jelasnya lagi.
Selain merevisi Perka, komitmen yang telah disepakati oleh BP Batam adalah segera menyerahkan aset Pasar Induk. Memberikan lahan untuk sekolah jika memang dibutuhkan. Jika lahan tersebut belum dialokasikan, dipastikannya BP Batam akan menyerahkan lahan tersebut. Namun jika sudah dialokasikan maka ia berjanji akan berkomunikasi dengan pemilik lahan, bagaimana lahan tersebut dialihkan untuk pembangunan sekolah.
Sepakat dengan Lukita, Wako mengutarakan bahwa kepastian hukum, pelayanan yang cepat merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh investor. Salah satu langkah yang diambil Pemko untuk mempercepat pelayanan atau proses perizinan adalah dengan adanya Mall Pelayanan Terpadu. Mall pelayanan Publik ini dibuat karena adanya desakan dari Menpan. Meski ada mall pelayanan public, namun kepengurusan yang ada di kecamatan dan kelurahan masih ada. Mall ini disiapkan untuk mempercepat pengurusan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat yang akan berurusan.
Katanya, jika tidak ada kepastian hukum maka tidak akan bisa, selain itu regulasi yang diambil jangan menganggu pelaku usaha dan berubah-ubah.
“Regulator faktor utama, tak usah dua tahun lah, setahun tujuh persen. Sekarang saja menurut data dari BPS pertumbuhan ekonomi Batam sudah naik dua persen. Batam bukan tidak punya uang tapi ditahan, karena regulasi ini. Jadi kita minta kepada Pak Lukita dan para Deputi untuk komit dengan statmen ini. Untuk yang lain-lain akan kerjasamalah. Kalau ada yang bilang belum ada perubahan saat ini ya jelaslah, karena butuh waktu yang panjang,” kata Wali Kota.
Membangkitkan kembali gairah industry di Batam menurut Wali Kota dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terlebih kewenangan tidak sepenuhnya ada di daerah. Oleh karena itu, untuk membangkitkan perekonomian Batam langkah lain yang diambil Pemko Batam adalah menghidupkan pariwisata Batam. Mencontoh Bali, yang hanya mengandalkan pariwisata, dan ini menurutnya bisa dicontoh. Pendapatan tidak hanya masuk ke Pemko Batam, tapi seluruh masyarakat Batam dapat merasakan dampak dari pariwisata itu sendiri. (Red/Hum)