katakepri.com, jakarta – Sepanjang kuartal II-2017, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01%. Angka tersebut dinilai cukup baik. Namun, pemerintah tidak boleh puas, karena kondisi bisnis saat ini kurang bergairah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang vitamin.
Hal ini disampaikan oleh Raden Pardede, selaku Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Moneter ,Fiskal, dan Publik. Ini diungkapkan dalam acara Rakornas Kadin Indonesia, yang diadakan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
“Nah, yang kita lihat sekarang bisnis kita kurang bergairah. Nah menurut saya kita kurang vitamin C, vitamin E, dan vitamin F,” jelas Raden.
Vitamin C yang dimaksud Raden adalah confidence atau kepercayaan. Menurutnya, pemerintah perlu kembali meningkatkan kepercayaan pelaku ekonomi yang hilang. Serta menyelesaikan hambatan dan ketidakpastian yang menurutnya terjadi saat ini.
“Ketidakpastian itu bagaimana? Contohnya, kenapa kita melakukan pendekatan persuasif dan konsumtif pada bea cukai, jadi pendekatan salah tapi akhlak yang benar,” kata Raden.
Kemudian, ketidakpastian dalam kebijakan yang dikeluhkan oleh dunia usaha saat ini. “Ada kebijakan yang diubah, misalnya ESDM. Yang penting adalah ketidakpastian dalam sosial politik dalam media-media melaksanakan bagaimana supaya membuat sistem mengelola, supaya diproses cepat,” imbuh Raden.
Lalu vitamin E. Raden mengatakan, pemerintah harus mengembalikan kejayaan ekspor Indonesia yang terjadi di 1999.
Terakhir, lanjut Raden, adalah vitamin F. “Menurut saya kalau ekonomi kurang bergairah dibutuhkan stimulasi supaya menolong menstimulasi perekonomian ke arah yang lebih baik. Contoh supaya prioritas anggaran pada sektor bawah, seperti APBN itu kan untuk orang-orang yang membutuhkan,” katanya. (Red)
sumber : detik.com