Baru Nikah di Usia 30-an, Adakah Efeknya Bagi Keturunan?

katakepri.com, Jakarta – Sekarang ini, banyak pria telat menikah dan mulai memiliki anak daripada beberapa dekade lalu. Hal ini dikhawatirkan banyak peneliti meningkatkan risiko masalah kehamilan dan penyakit bawaan pada anak baru lahir.

Dilansir dari Menshealth, Senin (4/9/2017), laporan sebuah studi menunjukkan bahwa pria yang baru memiliki anak di usia 30-an menurunkan sekira 55 mutasi genetik ke keturunannya. Setiap setahun pertambahan usia pria, jumlah mutasi tersebut bertambah dua.

Artinya apa? Risiko pria menurunkan mutasi genetik bermasalah bertambah. Meski tidak semuanya, beberapa akan memicu kesulitan pasangan wanita untuk mengandung.

Risiko melahirkan anak dengan autisme, contohnya, akan meningkat ketika pria telah mencapai usia 40 tahun. Risiko ini akan meningkat dari 1 dari 1.000 kelahiran menjadi 1 dari 174 kelahiran.

Sementara itu, ketika pria membuahi wanita di usia 50-an, risiko melahirkan anak dengan Achondroplasia atau kondisi dwarfisme atau tubuh kerdil juga meningkat dari prevalensi 1:15.000 ke 1:1.923. Memiliki anak pada usia tersebut juga meningkatkan risiko melahirkan anak dengan skizofrenia empat kali lipat.

Risiko-risiko tersebut semakin dikhawatirkan karena di hampir seluruh dunia banyak pria menunda pernikahan dan memiliki anak.

Data dari Stanford University pada hampir 170 juta kelahiran dari tahun 1972 sampai 2015 menunjukkan bahwa rata-rata usia ayah dari anak pertama yang baru dilahirkan di Amerika Serikat adalah 30,9 tahun. Sementara pada tahun 1972 rata-rata usia ayah pertama adalah 27,4 tahun.

Tren tersebut juga ditemukan di Jerman dengan pertambahan usia ayah pertama dari 31,3 ke 33,1 pada tahun 1990-an. Di Inggris, data 2003 menunjukkan bahwa 40 persen kelahiran di seluruh negara tersebut dihasilkan dari pasangan dengan ayah berusia 35 tahun ke atas. (Red)