katakepri.com, Tokyo – Mazda Motor Corporation mengumumkan mesin ciptaanya yang diberi nama teknologi Skyactiv-X, teknologi ini adalah percampuran mesin bensin dan diesel yang ramah lingkungan. Mazda yakin dengan Skyactiv-X, akan tetap kompetitif walaupun produsen besar lainnya menginvestasikan sejumlah besar model dalam teknologi EV mesin ramah lingkungan.
Seperti dilansir dari The Financial Express, Saat memperkenalkan teknologi ini, Mazda mengatakan bahwa mesin tersebut akan memangkas torsi maksimal hingga 30 persen dan meningkatkan penghematan bahan bakar hingga 30 persen dibanding mesin injeksi Skyactiv-G langsung Mazda sejak 2011.
Mazda juga menyatakan bahwa mesin Skyactiv-X baru akan dirilis pada akhir Maret 2019. Ini membuat Mazda menjadi produsen yang pertama menggunakan teknologi ini. Sistem pengapian berbasis kompresi yang telah lama dikembangkan ilmuwan Mazda, namun ini merupakan langkah penting bagi Skyactiv dan Mazda untuk memenuhi standar pelepasan bahan bakar yang lebih ketat. Mereka juga akan menggunakan sistem kelistrikan.
Banyak yang menyebut teknologi ini sesuatu yang sulit ditemukan karena menggabungkan keunggulan dua mesin berbeda yaitu bensin dan solar. Tapi tentu saja itu bukan tantangan kecil untuk mengenalkannya kepada publik. Ini juga merupakan lelucon di industri saat banyak bertanya kapan teknologi ini akan siap berproduksi, jawaban yang selalu didengar adalah dalam 10 tahun ke depan.
Tapi harus diingat Mazda memiliki kemampuan tersembunyi. Mereka adalah pelopor yang merevolusi mesin rotary untuk penggunaan masif. Bahkan mereka sekali lagi mengejutkan dunia dengan teknologi Skyactiv, mesin kompresi tinggi yang memberikan pembakaran bersih ramah lingkungan.
“Kami akan melihat ke dalam dan mempelajari semua sudut untuk menyelesaikan mesin pembakaran dalam untuk menjadi pemimpin dunia automotif,” kata CEO Mazda Masamichi Kogai.
Teknologi Skyactiv-X, untuk lambang X disini berarti crossover antara mesin bensin dan diesel. Skyactiv-X masih menggunakan busi tapi tidak setiap saat. Hal ini diperlukan saat cuaca dingin.
Kogai juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara untuk membawa teknologi ini ke masyarakat umum.
Yang paling sulit adalah menjaga agar sistem tetap menyala antara flame retardant dan busi saat berjalan lancar untuk menghindari penyadapan. Ini sulit karena sistem kompresi berbasis sensitif bahkan pada perubahan kecil pada silinder.
Bahkan sistem injeksi bahan bakar juga menjadi lebih efisien dan cerdas dibanding sepuluh tahun yang lalu. Begitu pula dengan beberapa sistem kontrol katup. (Red)
Sumber : sindonews.com