Dewi Susilowati, ST “Guru Sebagai Inspirasi dan Teladan”

Katakepri.com, Tanjungpinang – Sudah banyak orang yang berprofesi sebagai guru dan bahkan siapapun dapat menjadi guru bagi orang lain, tetapi tidak semuanya mencerminkan diri seorang guru yang dapat menjadi inspirasi dan teladan, terkadang ada diantara mereka yang berstatus ‘Guru’ namun ia mengajarkan sesuatu yang tidak patut/bermanfaat apalagi sebagai teladan.

Dewi Susilowati, ST sosok Ibu dari 2 orang anak ini berprofesi sebagai seorang guru honor di SMA Negri 1 Kota Tanjungpinang dan juga menjadi Kepala sekolah di sekolah swasta Toan Hwa di Tanjungpinang.

Dari sekian banyak guru yang ada di Indonesia ia termasuk sebagai seorang panutan atau teladan bagi murid dan juga anaknya sendiri. Wanita kelahiran 13 Desember 1974 di Manokwari, Papua Barat ini bekerja sebagai guru honor daerah ibu kota yang dialihkan ke provinsi Kepri, kemudian mengajar di SMAN 1 Tanjungpinang Kota sebagai guru mata pelajaran Kelautan, PLH,Desain Website, Prakarya dan Wirausaha.

    (Ibu Dewi bersama Suami dan kedua Anaknya)

Sebelum menjadi seorang guru ia pernah menjadi Surveyor Peneliti Laut di Provinsi Riau tahun 2000 yang pada saat itu belum pisah menjadi Provinsi Kepulauan Riau. Sebelumnya ia tidak pernah bercita-cita menjadi guru yang pada saat itu di usia mudanya hanya ingin kebebasan dan hal-hal yang tidak membosankan, karena itulah ia memilih Teknik Kelautan sebagai fakultas pilihan untuk kuliah dan pada akhirnya berhenti di tahun 2002. karena saat itu iasedang mengandung dan harus menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu.

Kemudian ia befikir bagaimana supaya bisa terus bermanfaat lalu ia mengambil Akta 4/Akta Mengajar dan akhirnya menjadi seorang guru di SMK Maritim Tanjungpinang setelah itu baru di tahun 2008 ia diminta kepala sekolah pada saat itu untuk mengajar di SMA 1 sebagai guru muatan lokal kelautan. Bu Dewi atau biasa disapa ‘Mam Dewi’ juga mendapat tawaran sebagai kepala sekolah dari seorang kenalannya dan setelah melalui tes ia pun lolos.

Disekolah tempat ia mengajar dia adalah guru yang paling sering memberikan motivasi. “Saya mengajar disekolah dan juga atas izin kepala sekolah itu hampir 50 persen saya memberikan motivasi, karena kalau sudah termotivasi saya rasa apapun dapat mereka lakukan, dan nilai yang ada pada diri mereka itulah yang akan diperjuangkan, karena bila kita memberikan ilmu dengan teknik yang monoton pasti kita akan jemu,maka saya variasikan dengan beberapa isu dari motivasi tadi dan yang saya berikan adalah pengalaman yang sudah saya lakukan,” Ucapnya saat ditanyai alasannya selalu memberi motivasi kepada para murid.

    (Ibu Dewi & murid pada saat pratikum)

Tidaklah mudah menjadi seorang guru sekaligus kepala sekolah di tempat yang berbeda, namun ia tetap sanggup menjalani keduanya dan tetap memberikan waktu luang bagi keluarganya, itu semua tidak menutup kemungkinan untuk terus mengeluarkan inovasi-inovasi baru dengan berbagai program yang ia buat di sekolah swastanya seperti menghadirkan guru spesialis psikolog pertama bagi sekolah dasar, Parenting News, Parenting Education dan lainnya.

Perasaan senang sebagai seorang guru yang ia rasakan adalah ketika anak muridnya akhirnya menjadi ‘Orang’ seperti yang mereka inginkan atau mereka perjuangkan, karena banyak sekali dari mereka yang tujuan yang mereka inginkan tidak sesuai harapan orangtua, oleh karena itu ia selalu memotivasi mereka “Berjuanglah untuk impian mu tapi tidak melukai hati orangtua,” maka dari itu dibutuhkan Komunikasi Efektif antara orangtua dan anaknya. ia pun terkesan ketika murid dan alumni bahkan yang sudah bekerja dimana-mana masih sering berkomunikasi untuk meminta motivasi melalui telefon atau media sosial karena ilmu yang ia berikan selalu dimanfaatkan.

Bahkan saat ia menjadi guru ia sering menghadapi rintangan dalam karirnya, tetapi ia tetap bersabar dan ia senantiasa berusaha melakukan semuanya sebaik mungkin.

Ibu Dewi menceritakan bahwa setiap malam sebelum tidur ia selalu mengkhayal,dengan buku dan pena di disampingnya ia bayangkan hal apa yang harus dilakukan duluan besok,berapa lama melakukannya,dan bagaimana, memo itu dirancang karena ia termasuk orang yang pelupa, jadi dengan komitmennya ia bisa mengatur jadwalnya.

Menurutnya mengajar itu semua orang pasti bisa, karena pada dasarnya manusia akan menurunkan ilmu yang ia miliki pada orang lain, baik sengaja maupun tidak sengaja. Tapi mendidik itu sedikit lebih rumit, karena memang ada perbedaan dari kebiasaan yang ada dirumah dengan yang diajarkan disekolah dan untuk mengatasinya, tidak dapat dilakukan dengan cepat tetapi butuh proses dan komunikasi yang efektif, itulah kendala yang umumnya dialami oleh guru

Pesannya kepada murid ialah pentingnya komitmen diri pada setiap orang karena percuma mengerjakan suatu hal tanpa komitmen dan juga istiqomah. “Jadi setiap kita melangkah pada proses yang baru harus memiliki tujuan yang baru pula,karena upgrade diri itu penting supaya kita tidak ketinggalan zaman.” Ujarnya

Begitulah kisah dan juga pesan yang bisa dijadikan motivasi dan teladan bagi setiap insan yang membaca, semoga ada hal bermanfaat yang dapat dipetik darinya sehingga hal itu dapat membuat diri kita semakin baik. (Akbar)